Tujuan Akhir Kita adalah Kehadirat Ilahi

Maulana Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani
dalam on the Bridge to Eternity


Kami harus mencoba untuk menterjemahkan sesuatu bagi kalian. Hal ini perlu bagi kalian seperti layaknya makanan. Kalian membutuhkan makanan untuk kesehatan tubuh. Kalian harus memasak dan memakan apa yang Allah ciptakan untuk fisikmu. Tetapi untuk jiwamu kalian membutuhkan spiritualitas, makanan spiritual.

Sekarang semua agama kecuali Islam, tidak pernah memberi sesuatu kepada pemeluknya, mereka sudah habis. Botol yang berada di sini, jika terisi penuh maka kalian bisa memperoleh sesuatu darinya, tetapi kalau sudah kosong, apa yang bisa kalian berikan?

Kristen telah berakhir bertahun-tahun yang lalu, tetapi mereka berusaha untuk melakukan sesuatu agar tetap menarik. Mereka menggunakan hal-hal yang berbau omong kosong, tidak berguna, bahkan bodoh kepada generasi mudanya, yaitu dengan memanfaatkan apa yang dibutuhkan oleh jasmani kita berupa makanan dan minuman dan berusaha untuk memenuhi keinginan ego yang lain. Ego hanya tertarik untuk meraih targetnya sendiri…

Dewasa ini orang hanya mengejar keinginan jasmaninya saja. Mungkin kalian akan menemukan satu di antara sepuluh ribu, atau lima puluh ribu, atau seratus ribu orang yang mempunyai ketertarikan terhadap spiritualitas. Dan spiritualitas yang paling tinggi, yang kualitasnya tidak pernah berkurang hanya dapat ditemukan dalam Islam. Apa yang telah Allah berikan kepada Nabi Musa as dan Nabi ‘Isa as adalah sesuatu yang diberikan untuk tempat dan waktu yang terbatas kepada para pengikutnya.

Sejak awal, Kristen berusaha untuk memberi apa yang dibutuhkan orang untuk kehidupan spiritualnya, tetapi hari demi hari spiritualitas itu semakin berkurang karena Rasulullah saw yang akan menyempurnakannya. Beliau memberikan target yang sempurna kepada semua orang. Islam datang dengan tujuan itu. Oleh sebab itu Nabi ‘Isa as berkata, “Aku adalah hamba Tuhanmu, itu saja, dan itulah kemuliaanku.”

Dapatkah seekor semut mengerti siapakah manusia itu? Tidak pernah. Walaupun dia hidup selama sejuta tahun. Semakin banyak manusia meminta hikmah dari Pengetahuan Ilahi, apa yang dapat diambilnya dari sana akan selalu sedikit. Karena sesuatu yang terbatas, walaupun tampak besar di mata kita, tetap tidak ada artinya dalam Samudra Pengetahuan Ilahi Yang Mahaluas… tetapi orang-orang sangat gila, bagaikan idiot mereka minta untuk mengetahui siapa Allah atau bagaimana Allah dan di mana Allah berada…

Di mana Italia? Di mana Jerman? Di mana Amerika? Di mana Malaysia? Tunjukkan kepada Saya! dan kalian berkata, “Aku tidak bisa menunjukkannya kepadamu dari sini sekarang, tetapi ikutlah bersamaku dalam pesawat, kemudian kita akan terbang dan Aku akan tunjukkan di mana kampung halamanku.” Oh keledai, jika kalian hanya ditanya soal Malaysia tetapi perlu untuk naik pesawat selama 15 jam ke sana, dan setelah itu kalian tetap tidak tahu… mengapa, atau bagaimana mungkin kalian berkata, “Tunjukkan Allah kepadaku!”

Dan Saya berkata, “Tunjukkan Saya segala yang berada di balik langit ini. Tunjukkan kepada Saya di mana awal ruang angkasa, batas-batasnya, dan di mana akhirnya… baru akan Saya tunjukkan sesuatu di luar itu. Kalian membutuhkan 13, 14, atau 15 jam untuk pergi ke Malaysia… Berapa banyak tahun atau negri atau jutaan tahun yang kalian perlukan untuk menemukan titik akhir dari ruang angkasa?

Kemudian Saya akan tunjukkan kepada kalian di mana Allah berada, Alam Jabarut… Alam Malakut, Alam Jabarut, Alam Lahut… barulah Saya beberkan semua. Tetapi orang-orang awam bertanya, “Di mana Allah ?” Dia-lah yang menciptakan kata ‘di mana’, bagaimana mungkin kalian bertanya ‘di mana’ kepada-Nya? Dia yang menciptakan waktu, bagaimana mungkin kalian bertanya, “Berapa usia-Nya?”

Dan Saya bertanya, “Berapa usia galaksi kita?” Banyak sekali galaksi yang beredar… Saya berkata, “Naiklah ke salah satu galaksi itu, sebab mereka semua menuju ke Kehadirat Ilahi. Ambillah salah satu dari mereka, mereka semua bergerak dengan arah yang sama. Tak satu pun yang gerakannya berlawanan dengan yang lain. Tidak ada kecelakaan dalam lalu lintas surgawi!

Ambillah salah satu, kalian akan mencapai Kehadirat Ilahi dengannya. Lalu apa bayaranmu? Kalian harus membayar tiket untuk mengendarai salah satu galaksi. Kalian harus memberikan tubuhmu sebagai bayarannya, dengan demikian kalian dapat mengendarai semua galaksi. Berikan tubuhmu kepada mereka, maka semua galaksi akan membawamu dengan bebas… mereka menghormatimu dan membawamu kepada Kehadirat Ilahi.

Di mana Kehadirat Ilahi? Hanya Allah, pemilik galaksi yang bisa berkata, “Ini adalah stasiun terakhir bagi galaksi ini. Sekarang dia telah sampai pada tujuannya. Aku di sini!”

Kabar gembira bagi mereka yang dapat membayar biaya tiket. Semua galaksi bisa menerimamu dan kalian bisa melanjutkan perjalanan dengannya. Kemudian Allah swt berkata, “Berhenti, ini adalah tujuan akhirmu. Aku di sini. Datanglah kepada-Ku…” Allahu akbar… Dia menghilangkan Hijab-ul-‘Azamat, Hijab atau Sekat Kebesaran. Kebesaran Tertinggi adalah untuk Allah . Sekat ini terbuka dan Allah berkata, “Aku di sini…” Di mana-mana… Allah Yang Maha Tinggi, Mahabesar… Allah , Yang Maha Mengetahui, Maha Perkasa… Segalanya sempurna bagi-Nya…

Kalian harus mengerti, bahwa semua itu berawal dari tak hingga sampai tak hingga… dan ketika malaikat bertanya kepadamu, “Di mana kalian ingin mencapainya?” Kalian harus menjawab, “Aku bergerak ke tempat tak hingga (abadi).” “Kalau begitu, datanglah. Siapa yang meminta keabadian, boleh datang.” Yang meminta hal lain akan diusir oleh pengumpul tiket, “Pergi. Tempat ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang meminta keabadian, pergilah kalian dari sini wahai para pecinta dunia.”

Related Post by Category



Posted by Toko Alifa on 17.58. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

0 komentar for "Tujuan Akhir Kita adalah Kehadirat Ilahi"

Leave a reply

Silahkan komentar jika artikel ini bermanfaat dan maaf komentar spam kami hapus