5 Fakta Musik Indonesia Jaman Sekarang Membosankan

Berikut    ini merupakan fakta-fakta yang  terjadi di sekitar kita, yang     mengakibatkan dunia musik Indonesia  menjadi membosankan, antara lain :
Plagiat
Plagiarisme    adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat,  dan     sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan      pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena      mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme      dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari      sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator.
Di    Indonesia sendiri banyak plagiator-plagiator yang tidak mengakui      bahwa dirinya plagiat  (meskipun banyak juga yang tidak plagiat, namun      pamor mereka kalah oleh yang plagiat),  baik itu penyanyi solo, group      band, pengarang lagu dan banyak lagi. Mereka beralasan, hanya      meng-influence aliran/genre musiknya saja, dan itu sudah menjadi satu      senjata andalan bagi mereka untuk beralasan. Dan ketika salah satu      penyanyi solo atau group band sukses dengan ke-plagiator-annya, maka      yang lain sepertinya berlomba-lomba untuk mengikuti jejak plagiator      sukses tersebut. Dan akhirnya, semakin membosankan musik Indonesia.
Note    : Di sini ane tidak akan menampilkan contoh dari    plagiator-plagiator   tersebut, demi menjaga nama baik mereka. Mungkin    dari rekan-rekan   pastinya sudah tahu siapa saja dan group band mana  saja   yang   jelas-kelas telah menjadi plagiator.

Lip-sync
Lip-sync    atau lip-synch adalah istilah teknis untuk pencocokan  gerakan  bibir    dengan suara. Dalam sebuah konser musik atau siaran  langsung di     televisi, lip sync merupakan hal yang kontroversial.
Di    negara China, kementrian kebudayaan telah mengeluarkan kebijakan      tentang lip sync pada bulan Agustus 2009. Kementerian mengeluarkan      kebijakan itu karena menilai bernyanyi lip sync termasuk kebohongan      publik. Dan sebulan dari itu, dua penyanyi China, Starlets Yin Youcan      dan Fang Ziyuan kedapatan hanya bercuap-cuap saat mereka konser di      Provinsi Sichuan. Mereka di denda sekitar 80 ribu yuan atau  RRp. 110      juta sekaligus menjadi korban pertama kebijakan kementrian  kebudayaan.     Kebijakan itu dikeluarkan karena pada tahun 2008,  panitia Olimpiade     Beijing melakukan tindakan kontroversial. Memasang  gadis muda yang     bernyanyi lip sync saat upacara pembukaan  Olimpiade. Panitia beralasan     tindakan itu dilakukan karena penyanyi  sebenarnya tidak cukup cantik     untuk ditunjukkan ke seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, lip sync menjadi sesuatu yang wajar dan pelaku nya pun sepertinya nyaman-nyaman saja (yang penting di bayar kata “mereka”). Banyak acara-acara pagelaran musik yang menggunakan “jasa” lip sync, baik itu di siarkan langsung oleh televisi maunpun tidak. Dan acara tersebut sukses menyedot penonton dan menaikkan rating acara tersebut mengakibatkan menjamurnya acara “lip sync show” di berbagai stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia. Namun, banyak juga acara-acara konser musik yang tidak menggunakan “jasa” lip sync, seperti : indiefest, soundrenalin, dan banyak lagi.
Di Indonesia sendiri, lip sync menjadi sesuatu yang wajar dan pelaku nya pun sepertinya nyaman-nyaman saja (yang penting di bayar kata “mereka”). Banyak acara-acara pagelaran musik yang menggunakan “jasa” lip sync, baik itu di siarkan langsung oleh televisi maunpun tidak. Dan acara tersebut sukses menyedot penonton dan menaikkan rating acara tersebut mengakibatkan menjamurnya acara “lip sync show” di berbagai stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia. Namun, banyak juga acara-acara konser musik yang tidak menggunakan “jasa” lip sync, seperti : indiefest, soundrenalin, dan banyak lagi.
Tema Lagu Yang Sama
Dalam    hal pemilihan judul lagu, hampir semua penyanyi, group musik,     ataupun  pencipta lagu memiliki  tema yang sama. Ini membuat semakin      membosankannya musik di Indonesia. Ketika seorang penyanyi atau group      musik memiliki sebuah lagu yang sukses dengan tema, misalkan      “selingkuh”, maka dengan serempak penyanyi atau group musik yang lain      membuat lagu dengan tema tersebut (meskipun tidak semua, tetapi      kebanyakannya begitu). Mereka mencoba peruntungannya dengan tema lagu      tersebut, meskipun dengan musik seadanya. Dan ini sangat-sangat      menyedihkan.
Pemaksaan Karakter
Mungkin    hanya di Indonesia saja yang memiliki aktris/aktor segala   bidang.    Pemain sinetron, penyanyi, pemain film layar lebar, penulis   lagu,    presenter, dan sebagainya bersatu dalam satu karakter. Mereka      menyebutnya “Aktris/aktor Serba Bisa”. Apakah dengan begitu, bisa      disebut “serba bisa”? Belum tentu!. Karena banyak contoh yang      memperlihatkan ke-lucu-an tersebut. Seseorang yang tidak memiliki bekal,      bahkan bakat dalam dunia musik di paksakan untuk terjun kedalam   dunia    musik, maka yang terjadi adalah ke-lucu-an. Mereka menggunakan   label    keartisannya untuk mendongkrak popularitas di dunia musik.   Memang itu    hak mereka untuk berbuat seperti itu, tapi apakah mereka   melihat hak    orang lain?!. Namun, banyak juga yang asalnya terjun di   dunia  perfilm-an   yang akhirnya hijrah ke dunia musik dan sukses.
Selain    dari kalangan artis, banyak juga dari sekelompok orang yang   mencoba    untuk sukses di dunia musik. Dan bagi mereka yang tidak memiliki     bakat  dalam dunia musik, akhirnya akan tenggelam seiring dengan      bermunculannya sosok-sosok yang memiliki bakat di dunia musik.
Kekuasaan Ada di Tangan Major Label
Mungkin    inilah penentu seseorang atau sekelompok orang sukses atau   tidaknya    mereka dalam dunia musik. Dan ini merupakan fakta yang sangat    jelas.   Major Label-lah yang mengelola rekaman suara dan penjualannya,      termasuk promosi dan perlindungan hak cipta. Mereka biasanya  memiliki     kontrak dengan artis-artis musik dan manajer mereka. Dan  sepertinya     sudah tidak perlu di jelaskan lagi, bagaimana major label  – major label     yang ada di Indonesia, sudah tahu sama tahu.  Kekuasaan Major Label   bisa   sampai ke kreativitas atau improvisasi  para musisi yang di   kontraknya   (mungkin di Indonesia saja). Dan  hampir semua Major Label   di Indonesia   seperti itu!
Namun    di luar fakta di atas, ane  hanya ingin menyampaikan sedikit kritik     tanpa maksud menyinggung atau  melecehkan seseorang, sekelompok atau     bahkan negara sendiri. Ini demi  kemajuan Musik Indonesia. Dan bagi     seseorang, sekelompok atau yang  lainnya, yang merasa tersinggung atau     tercemarkan nama baiknya, ane  mohon maaf. BANGUN MUSIK INDONESIA!

0 komentar for "5 Fakta Musik Indonesia Jaman Sekarang Membosankan"