Near Death Experience  atau lebih dikenal dengan sebutan Mati Suri telah menjadi salah satu  fenomena dan misteri terbesar dalam kehidupan manusia. Seringkali  kejadian Mati Suri menimpa seseorang yang sedang berada dalam keadaan  sekarat. Tidak semua orang dapat mengalaminya. Hal ini terjadi karena  Mati Suri berkaitan dengan kejadian spiritual, berkaitan dengan alam  maut dan alam bawah sadar seseorang. Apakah ada misteri dibalik fenomena  mati suri? Hal-hal apa saja yang bisa menyebabkan mati suri ?Apa yang  sebenarnya terjadi pada saat mati suri? Atau hanya ada  perubahan-perubahan kimia dalam otak dan organ indera sebelum kematian?
    
 Postingan ini mungkin agak panjang, karena sangatlah tidak mudah untuk  memahami fenomena mati suri ini, juga akan sangatlah disayangkan jika  saya tidak mengutip secara lengkap dan melewatkan kisah-kisah orang yang  telah mengalami fenomena mati suri ini dan membaginya kepada anda  sekalian.
 
 Berikut ini merupakan penggalan kisah beberapa orang yang pernah mengalami Mati Suri 
    
    Dr. George Rodonaia 
   Pada 1989, Dr. George Rodonaia imigrasi ke Amerika Serikat, sebelumnya  dia adalah dokter penyakit jiwa di Uni Soviet. Dia pernah mengalami  suatu "pengalaman klinis hampir mati" yang paling panjang pada 1976.
    Setelah George ditabrak mobil, ia dinyatakan mati. Jenazahnya  diletakkan di ruang mayat selama 3 hari, hingga setelah seorang dokter  melakukan autopsi di bagian perut baru bangkit kembali. Sejak itu,  George beralih ke bidang penelitian mempelajari roh, dan meraih gelar  doktor dalam bidang psikologi agama. 
 Berikut adalah pengalamannya yang dicatat dalam karya Phillip L. Berman, "Perjalanan Pulang Kembali". 
 Waktu itu, hal pertama yang saya ingat adalah mendapati bahwa diri saya  berada di sebuah lingkungan yang gelap gulita. Saya tidak merasakan  penderitaan jasmani, saya tetap masih ingat bahwa saya adalah George.  Kegelapan ini adalah suatu hal yang belum pernah saya jumpai sebelumnya.  Saya merasakan ketakutan yang mendalam, dan tidak pernah saya bayangkan  bisa seperti ini. Terhadap diri sendiri, saya tetap merasa terkejut,  namun tidak tahu di mana. Sebuah pikiran tiada hentinya terus bergulir  dalam kesadaranku: Saat setelah saya mati bisa bagaimana keadaannya. 
 Saya telah bisa mengendalikan perasaan saya, lalu mengingat kembali  semua peristiwa yang pernah terjadi. Mengapa saya berada di tengah  kegelapan ini? Saya harus bagaimana? Saya lalu teringat kata-kata  mutiara termasyhur Dicolle, "Aku merenung, maka itu diriku ada".  Kemudian saya merasa agak lega, karena di saat yang demikian saya baru  meyakini bahwa saya masih hidup, meskipun berada di sebuah ruang dimensi  yang berbeda. Kemudian saya berpikir, jika memang saya masih hidup,  lalu mengapa saya tidak berpikir ke arah yang baik. Saya adalah George,  dan saya berada di tengah kegelapan, namun saya tahu bahwa saya masih  hidup, saya adalah diri saya. Dan saya tidak boleh berpikir ke arah yang  buruk. 
 Kemudian saya berpikir, kegelapan, bagaimana mungkin bisa baik. Jika  baik seharusnya ada cahaya. Dan tiba-tiba saya lalu berada di tengah  cahaya berkilauan, cahaya yang sangat terang benderang. Warna putih yang  terang benderang, sangat menyilaukan mata. Seperti cahaya blitz kamera  yang begitu menyilaukan, namun tidak berkerlipan. Mula-mula saya merasa  bahwa cahaya yang menyilaukan mata ini bisa membuat orang menderita,  namun perlahan-lahan saya bisa mengadaptasinya. Saya mulai merasa hangat  dan nyaman, segalanya tiba-tiba berubah menjadi baik sekali. 
 Selanjutnya saya melihat di sekeliling, molekul sedang terbang di  mana-mana, atom, proton dan neutron ada di mana-mana. Di satu sisi,  semua benda ini kacau balau tidak teratur, namun pada sisi lainnya, yang  mendatangkan kegembiraan yang tiada tara pada diri saya adalah bahwa  semua benda yang semrawut ini juga berada dalam simetri mereka sendiri.  Simetri ini indah dan merupakan suatu kesatuan, Dia membuat segenap  tubuhku penuh dengan kebahagiaan yang sangat. Metode keberadaan  kehidupan dan kealamian yang menyeluruh hadir di depan mataku. Di saat  yang demikian rasa cemas terhadap ragaku telah lenyap sama sekali,  karena saya tahu bahwa saya sudah tidak membutuhkannya, pada  kenyataannya dia justru merupakan rintangan bagiku dalam meninjau dunia. 
 Segala hal yang saya alami semuanya berpadu menjadi satu, maka dari itu  sangat sulit bagi saya untuk melukiskan dengan menurut urutan peristiwa  yang terjadi. Waktu sepertinya telah terhenti, dulu, sekarang, dan akan  datang bagi saya sama sekali sudah bersatu dalam kesatuan yang tidak  ada konsepsi waktunya. Tidak tahu kapan, saya telah melihat perjalanan  seumur hidup diri saya. Dalam sekilas itu saya telah melihat seluruh  kehidupan abadi diri sendiri. 
 Saya menyadari bahwa kehidupan ada di mana-mana, tidak hanya kehidupan  dunia fana, melainkan juga kehidupan yang tak terbatas. Semua ini tidak  hanya berhubungan bersama, lagi pula semuanya ini memang merupakan satu  kesatuan. Saya bisa pergi ke tempat lain dalam sekejap waktu. Saya  berusaha mencoba berkomunikasi dengan orang yang saya jumpai, di  antaranya ada beberapa orang telah merasakan keberadaanku, namun tidak  ada orang mempedulikan diriku. Saya merasa harus mempelajari filsafat  dan Alkitab. Apa yang Anda inginkan, Anda bisa mendapatkannya. Dan akan  datang dengan apa yang terlintas dalam pikiran Anda, saya pernah kembali  ke kerajaan Romawi, Babilon, serta zaman Nabi Nuh dan Abraham (Nabi  Ibrahim), semua nama zaman yang bisa Anda sebutkan, saya pernah ke sana. 
 Saya telah meliputi semua peristiwa dan pengalaman yang indah ini,  hingga saat mereka melakukan autopsi dan menoreh bagian perutku, saya  merasakan sebuah kekuatan yang sangat besar telah memegang leherku dan  ditekan ke bawah, kekuatan ini demikian besarnya, sehingga saya membuka  sepasang mataku, dan merasakan sakit yang sangat. Tubuh saya dingin  sekali, dan mulai menggigil, lalu segera dilarikan ke rumah sakit.  Sumber: 
www.zhengjian.org  Mbah Surip   
 Siapa  kira, ternyata pemilik nama Urip Ariyanto itu pernah mati suri ketika  masih tinggal di Mojokerto. Pria yang menuai sukses berkat lagu Tak  Gendong itu pernah mengalami kejadian aneh. Saat masih berada di kampung  halaman, kakek berambut gimbal itu pernah mati suri. Bahkan, Mbah Surip  sempat dikubur. Entah bagaimana, Mbah Surip akhirnya hidup kembali dan  bangkit dari kubur. Pascamati suri, perilaku pria kelahiran Mojokerto, 5  Mei 1949, itu berubah aneh. Dia kehilangan sebagian ingatan. Akhirnya,  Mbah Surip merantau ke Jakarta dan meninggalkan anak istrinya di  kampung.
 Sebagian dari anda mungkin pernah membacanya dari  situs-situs di web lainnya, bukankah sangat mencengangkan apa yang telah  di ceritakan oleh mereka sekembalinya mereka dari keadaan Mati Suri  yang pernah mereka alami? Rata-rata Mati Suri memiliki ciri-ciri umum tertentu, tapi ada juga yang  memiliki pola berbeda. Seperti dikutip dari Howstuffworks, ada beberapa  ciri umum ketika seseorang mati suri, yaitu:
-    Perasaan ketenangan, perasaan ini kemungkinan meliputi kedamaian, penerimaan kematian, emosional dan kenyamaan fisik.
 -    Intensitas murni cahaya terang yang tidak menyakitkan, intensitas  cahaya ini terkadang memenuhi ruangan tapi ada juga seseorang hanya  melihat cahaya yang berasal dari surga atau Tuhan.
 -    Pengalaman keluar dari tubuh (out-of-body experience/OBE), orang  merasa telah meninggalkan tubuhnya dan bisa melihat dokter yang bekerja  padanya.
 -    Memasuki alam atau dimensi lain, hal ini biasanya tergantung dari keyakinan dan pengalamannya.
 -    Berjalan di terowongan, banyak orang yang mati suri menemukan dirinya  berada di terowongan dengan cahaya di ujung dan bertemu dengan makhluk  roh lainnya.
 -    Dapat komunikasi dengan roh, sebelum mati suri berakhir banyak orang  yang melaporkan dapat berkomunikasi dengan roh lain dan diperintahkan  untuk kembali ke tubuhnya.
 
Kejadian mati suri dapat di jelaskan secara ilmiah dan juga secara spiritual. Secara spiritual seseorang yang mati suri sebenarnya mengalami dan  mengingat hal-hal yang terjadi dengan kesadaran tapi tanpa disertai  tubuhnya.
Ketika seseorang mendekati kematian maka jiwanya meninggalkan tubuh, dan  mulai merasakan hal-hal yang biasanya tidak bisa dirasakan sebelumnya.  Jiwa berjalan melalui perbatasan antara hidup di dunia dan hidup di  akhirat, biasanya diwakili oleh penglihatan berada dalam terowongan  dengan adanya cahaya di ujung terowongan.
Secara ilmiah proses mati suri dikatakan sangat kompleks, subjektif dan  emosional. Mekanisme di balik beberapa pengalaman ini adalah cara otak  memproses informasi sensorik.
Apa yang seseorang lihat di sekelilingnya hanyalah jumlah dari semua  informasi sensorik yang diterima otak pada saat tertentu. Jika seseorang  membayangkan sesuatu saat inderanya tidak berfungsi dengan baik, maka  otak akan menerima informasi yang salah.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh obat-obatan atau beberapa bentuk  trauma yang menyebabkan otak orang tersebut menutup. Beberapa ahli  berteori bahwa gangguan saraf atau kelebihan beban informasi yang  dikirim ke korteks visual otak, menciptakan gambaran cahaya terang yang  berangsur-angsur menjadi lebih besar. Otak dapat menafsirkan hal ini  sebagai bergerak di terowongan gelap.
Selama mengalami mati suri, tubuh rawan mengalami kerusakan karena otak  menafsirkan informasi yang salah. Kombinasi antara efek trauma dan  kekurangan oksigen di dalam otak memunculkan pengalaman melayang ke  angkasa dan menatap tubuh Anda sendiri. Sensasi damai yang dirasakan  dipicu oleh meningkatnya kadar endorfin yang diproduksi oleh otak selama  trauma.
Salah input sensoris yang diterima, ditambah dengan kekurangan oksigen  dan endrofin akan menciptakan sebuah pengalaman surealisme meskipun  realistis. Selain itu neurotransmitter di otak yang menutup akan  menciptakan ilusi yang indah bagi semua orang yang dekat dengan  kematian.
Mati Suri pada hewan, Hibernasi Mati Suri juga dialami pada hewan, akan tetapi pada hewan tidak dapat  dikatakan sebagai mati, tetapi Tidur. Mereka tampak seakan mati, nyaris  tidak bergerak sama sekali. Ini adalah fase yang dikenal dalam kerajaan  hewan sebagai hibernasi.
Hibernasi kurang lebih berarti tidur yang teramat nyenyak (deep sleep).  Namun berbeda dengan makna tidur pada manusia. Maksudnya suatu periode  “tidur” yang ditandai dengan menurunnya kinerja metabolisme dan  temperatur tubuh.
Pada saat hewan berhibernasi, ia tak akan tergangu oleh suara gaduh,  ribut, atau hiruk pikuk apa pun. Ia benar-benar “mematikan” semua indera  pendengaran dan hampir tidak merespon lingkungan sekitar kecuali yang  berkaitan dengan suhu.
Coba perhatikan gambar dibawah ini, ini merupakan contoh hewan yang mengalami Mati Suri (Hibernasi).
Lucu dan menggemaskan bukan....?
Bagaimana kalau dalam keadaan sadar .....?
Ada yang ingin berkomentar....??
Dalam hidup ini mati suri telah menjadi fenomena yang cukup banyak menimbulkan kengerian dan banyak tanda tanya...Yakinilah apa yang menjadi keyakinanmu, sebab kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari... (hawkson)