Pejabat  di banyak negara, terutama AS, kini marah terhadap WikiLeaks. Bahkan,  ada negara yang mulai mencurigai negara lain di dalam kawasannya,  seperti di Teluk Arab. Sebab, WikiLeaks terus menguak hubungan  diplomatik rahasia antara negara-negara Teluk Arab, Israel, dan AS yang  menyebut Iran sebagai musuh.
Menteri  Luar Negeri Iran Manouchehr buru-buru menjelaskan, Iran bukan ancaman.  Tidak hanya negara-negara di Teluk Arab, tetapi di Eropa hingga Asia  geram. Publikasi tentang terowongan rahasia di Solkope, Dominion  Melchizedek di Pasifik Selatan yang dibangun SROTN, bikin heboh.
AS  adalah negara yang paling geram kepada WikiLeaks. Sebab, sebagian besar  kawat diplomatik yang dikirim ke negara lain, baik kepada para  diplomat, kementerian luar negeri asing, maupun konsulatnya, juga  dibocorkan ke ruang publik.
Otoritas  terkait di sejumlah negara sudah mulai memagari dirinya. Publik tidak  bisa lagi mengakses konten berisi dokumen rahasia dari kedubes AS,  termasuk di Jakarta, di WikiLeaks. The Wall Street Journal melaporkan,  mahasiswa Kolombia dilarang membahas WikiLeaks di Facebook dan Twitter.
WikiLeaks  memang dahsyat dan bikin heboh. Situs ini mengklaim telah  memublikasikan lebih dari 1,2 juta kawat diplomatik, dokumen rahasia,  terutama dokumen milik AS. Belakangan ini beberapa orang WikiLeaks  menjadi narasumber berita atau bahkan ”kontributor” beberapa televisi  asing.
Melacak  jejak WikiLeaks Sejumlah pertanyaan pun menggugah rasa ingin tahu  tentang sepak terjang WikiLeaks yang ”didirikan” Julian Assange ini. Di  manakah markas dan bagaimana cara kerjanya sehingga WikiLeaks ini bisa  mendapat begitu banyak dokumen rahasia negara, lalu membocorkannya ke  ruang publik?
Tidak  dapat diketahui dengan pasti di mana letak markas WikiLeaks itu.  Jejaknya hanya bisa diketahui dari server internet yang melayani  (hosting) situs WikiLeaks saja—Assange sendiri diduga ”dipasang” untuk  menjadi ”pendiri”.
WikiLeaks  dikenal sejak Amazon.com Inc yang berpusat di Seattle, AS, hosting bagi  situs yang gemar membocorkan dokumen rahasia AS ini. Amazon, Kamis  lalu, mendepak WikiLeaks, tetapi membantah jika tindakan itu dilakukan  akibat tekanan parlemen atau Pemerintah AS.
Jaringan  televisi CNN melaporkan, setelah didepak dari server milik Amazon,  WikiLeaks kini bersembunyi di tempat baru di Swedia. Situs yang gemar  mengungkap dokumen rahasia negara itu kini menggunakan provider terbesar  di Swedia, yakni Bahnhof yang bermarkas di sebuah bungker, sekitar 30  meter di bawah tanah. Bahnhof dimiliki pengusaha asal Swiss.
Merujuk  berbagai foto di media asing dan gambar yang dirilis YouTube dan CNN,  tampak markas server situs WikiLeaks berada di sebuah gunung batu cadas.  CEO Bahnhof Jon Karlung menyebutkan, bungker itu bekas markas perang  yang digunakan pada Perang Dingin di Eropa.
Bungker  seperti dipahat dari gunung batu cadas yang keras, tidak jauh dari  Stockholm, ibu kota negara Swedia. Di dalamnya ada taman, ada ruang  konferensi, dan generator cadangan yang diambil dari kapal selam Jerman.  Selain itu, ada laboratorium dan juga ruang membajak dokumen negara.
Bungker  itu oleh Karlung dianalogikan dengan goa dalam film fiksi James Bond  karya Ian Fleming. Kini bungker itu disebut sebagai pusat data, goa  literal, yang menyimpan file-file rahasia WikiLeaks. Tampaknya biaya  yang dikeluarkan sangat besar untuk membangun server bagi WikiLeaks.  Siapa di balik investasi rahasia ini?
sumber: kompas.com