Dua Kali Berbuah: Samiun memperlihatkan pisang berbuah dua kali di kebun rumahny

Pohon pisang milik pasangan Samiun, 80 dan Kamsiah, warga Kampung Kebun Jalan Cempaka Kenagarian Aiamanggih, Kecamatan Lubuksikaping, Pasaman berbuah dua kali. Kejadian itu membuat warga sekitar datang berduyun-duyun melihat kejadian aneh tersebut.


Menurut Samiun, pisang itu pertama kali ditemukan cucunya, Yia. Setelah diberitahukan cucunya itu, kakek itupun langsung membawa anak dan sejumlah warga sekitar untuk melihat pisang tersebut.
Awalnya, pisang itu sudah berbuah satu kali. Namun beberapa hari setelah ditebang dan diambil buahnya tumbuh “Tukuak” (jantung pisang, red) lagi dari bekas tebangan batang pisang tersebut.


Panjangnya sekitar 10 cm, lalu lambat laun jantung pisang itu tambah besar dan berbuah seperti pisang biasa. “Awaklah barumua 80 tahun labiah, tapi baru iko mancaliak jo pisang dua kali babuah (Saya sudah berumur 80 tahun lebih. Tapi baru ini melihat pisang dua kali berbuah),” ujar Samiun.


Dikatakan Samiun, pisang batu biasanya untuk pisang goreng. Memang tanah tempat tumbuh pisang batu itu sangat subur. Karena selama ini bekas sampah selalu dibuang dan dibakar dekat pohon pisang itu.
Namun demikian, pisang tersebut hingga saat ini belum ada tanda magis yang muncul. “Lai ado urang tibo ka mancaliak pisang ko sabalum babuah, dan urang tu maambiak aia dari tukuaknyo. Lalu dioleskannyo ka badan dan kapolonyo, tapi awak ndak tau apo tujuannyo. (Ada orang datang melihat pisang ini sebelum berbuah dan orang itu mengambil air dari jantung pisang. Lalu, dioleskannya ke badan dan kepalanya, tapi saya tidak tau apa tujuannya,” kata ayah tiga anak ini.


Dari tanaman pisang batu yang unik dan langka ini, di sekitar akar pisang itu juga sedang tumbuh pisang yang umurnya sudah satu minggu. Tapi daun dan batangnya normal seperti pisang lainnya.
Namun, pisang batu aneh itu setelah berbuah dua kali tidak ditemukan satu lembarpun daunnya. Justru yang ditemukan hanta tandan dan jantung pisang. Buahnya ada 47 buah atau lima sikek. Dalam satu sikek itu ada sekitar 3-11 buah pisang yang masih muda.


Hingga saat ini, pisang yang memiliki diameter 90 cm dan panjang dari bekas tebangan hingga jantung 70 cm itu, sudah berumur tiga minggu sejak berbuah dua kali. Rencananya, Samiun bersama keluarganya tidak akan menjual pisang tersebut.


Terpisah, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Pemkab Pasaman, Nursal Djalid menyebutkan, pisang batu yang berbuah dua kali itu hal biasa.
“Kalau untuk tanaman padi, nama ilmiahnya Rapoon. Dan bagi padi memang sering ditemukan setelah panen dan disabit padi, kembali tumbuh padi,” ujar Nursal.

Warga menyaksikan buah pisang yang unik karena berbuah pada batang pohon bagian bawah

Sebuah pohon pisang di Desa Mallari, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, menjadi perhatian warga karena dianggap unik. Jika dilihat secara kasatmata, tidak ada keanehan dengan bentuk dan tinggi pohon tersebut. Namun, jika diperhatikan di bagian bawah, ternyata muncul buah. Hal ini tentu berbeda dari pisang pada umumnya, yakni berbuah di pangkal pohonnya.

Peristiwa aneh tetapi nyata itu membuat pohon tersebut menjadi tontonan warga sekitar. Ada yang hanya sekadar datang melihat karena penasaran, ada juga yang datang untuk mengabadikan gambarnya.

Keunikan lainnya adalah, tandan buahnya tidak turun menjuntai ke bawah, tetapi tumbuh ke atas. Menurut pemiliknya, Ani, saat ditemui pada Sabtu (9/4/2011), saat tumbuh, pohon pisang itu tidak memperlihatkan tanda-tanda yang aneh. "Namun, saat pertama muncul jantung pisangnya, saya sempat kaget karena muncul di tempat yang tidak lazim. Namun, lama-kelamaan saya terbiasa juga," tutur Ani.

Menurut pemiliknya, dia akan merawat pisang tersebut dan tidak bersedia menebangnya karena dianggap suatu hal yang langka. Hingga saat ini, warga yang penasaran masih berdatangan untuk melihat.

Berikut bagian kedua dari buku "Diizinkan Merobohkan,Membakar, dan Meledakan Mesjid karena Alasan Bahaya Dan Mendatangkan Madlarat":

“Dan (di antara orang-orang munaflq itu) ada orang-orang ysng mendirikan rnesjid untuk menimbulkan kemudlaratan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukrnin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah:”Kami tidak menghendaki selain kebaikan.”

Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). Janganlah kamu melakukan shalat di mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa sejak hari pertama adalah lebih patut kamu melakukan shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang membersihkan diri. Maka apakah orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridho’an-Nya itu yang lebih baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama dengan dia ke dalam neraka Jahannam?

Dan Allah tidak mernberikan petunjuk kepada orang-orang yan dzalim. Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

“(At Taubah : 197-110)”

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata di dalarn faidah-faidah yang diambil dari perang Tabuk: (Di antaranya membakar dan merobohkan ternpat-tempat maksiat yang mana di dalamnya dilakukan maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah membakar Mesjid Dlirar dan memerintahkan untuk merobohkannya padahal ia adalah mesjid yang dilakukan shalat di dalamnya dan juga disebut Nama Allah di dalamnya, karena pembangunannya mendatangkan kemadlaratan dan memecah belah kaum mukminin serta menjadi sarang bagi kaum munafiqin.

Begitu juga setiap tempat yang keberadaannya seperti ini maka imam (pemimpin kaum muslimin) wajib menghentikannya, baik dengan dirobohkan atau dibakar maupun dirubah bentuknya dan dikeluarkan dari tujuan awal pembangunannya).

Dan di antara yang masuk di dalam kategori mesjid dlirar dan memenuhi sifatnya secara syari’at adalah: Mesjid-mesjid yang dibangun para thaghut agar nama mereka disebut-sebut di dalamnya dan diberi nama dengan nama-nama mereka. Mesjid-mesjid semacam ini di dalamnya mengandung banyak makna dlirar, di antaranya bahwa ia dibangun karena riya’ dan sum’ah dan biayanya berasal dari hasil pencurian para thaghut itu dan sebagian dananya berasal dari riba.

Penting sekali kaum muslimin mengetahui bahwa di antara metode syaitan dan bala tentaranya serta di antara jalan orang-orang kafir adalah mereka mengkaburkan agama Islam yang haq di hadapan para pemeluknya.

Dan di antara cara memalingkan kaum muslimin dari dien mereka adalah memutarbalikan dien itu sendiri dan mengedepankan ajaran/ideologi lain di balik baju islam, sehingga karenanya terkaburlah di hadapan banyak kaum muslimin agama yang mereka ikuti, di mana semuanya mengajak kepada satu nama dan satu syi’ar, terus pada akhirnya banyak dari mereka rnemiliki hujjah -seraya berdalih- bahwa dien ini memiiiki banyak bentuk dan dia tidak rnarnpu mengetahui yang benar di antara sekian bentuk itu, sehingga akhirnya diapun rneninggalkan semuanya, baik yang haq maupun yang batil, Ini adalah metode yang sudah sama lagi baru, kejadian-kejadian dan bentuk-bentuknya adalah selalu berulang.

Di antara kejadian-kejadian dan bentuk-bentuknya adalah pembangunan mesjid-mesjid untuk mendatangkan kemadlaratan terhadap islam dan pemeluknya.

Mesjid Dlirar yang dibangun oleh Abu ‘Amir Ar Rahib -di mana dia adalah seorang dari suku Khazraj, ayah bagi Handhalah Al Ghasil radliyallaahu ‘anhu dan dia itu dicap fasiq oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam- sebab-sebab pembangunannya sebagaimana yang disebutkan oleh ayat-ayat tadi adalah:

1, Pendiriannya dalam rangka mendatangkan madlarat kepada kaum musiimin dan untuk mendatangkan bahaya terhadap mereka. Di mana[1]

pembangunannya adalah untuk memalingkan kaum muslimin dari Mesjid Quba, bukan karena kecintaan terhadap ketaatan, akan tetapi untuk rnendatangkan gangguan bagi diri kaum musiimin dan untuk menimbulkan perseteruan dan pertentangan di tengah mereka, sedangkan ini adalah tergolong kemadlaratan yang paling besar.

2. Kekafiran dan pengokohannya.[2] Itu karena penyendirian mereka di mesjid khusus mereka adalah memudahkan mereka dan saudara-saudara mereka dari kalangan orang-orang kafir dan munafiqin untuk berkumpul dan bertukar pikiran, sedangkan kaum muslimin tidak merasa ragu terhadap mereka, karena keberadaan mereka di dalam mesjid dirasa tidak mungkin muncul bahaya dari mereka, terus sesungguhnya ia adalah hujjah bagi orang yang rneninggalkan shalat di mesjid kaum muslimin bahwa ia shalat di mesjid itu, sehingga hal itu memudahkan’bagi kaum munafiqin kemunafiqkannya dan peninggalannya terhadap perintah Allah. Subhaanahu Wa Ta’aalaa.

3. Memecah belah kaum muslimin di dalam satu agama, karena sesungguhnya di antara tujuan shalat berjama’ah adalah mempererat kesatuan, keharmonisan dan adanya kasih sayang.[3] Syaikh Rasyid Ridla berkata di dalarn Al Manar: Oleh sebab itu sesungguhnya memperbanyak jumlah mesjid dan memecah belah jama’ah adalah menafikan tujuan-tujuan Islam.” Selesai.

Saya berkata: (Memperbanyak jumlah mesjid bila karena banyaknya jumlah (kaum musiimin) dan meluasnya kota pemukiman, maka tidak apa-apa. Dan bila tidak karena hal itu, maka ia merupakan sikap memecah belah kaum muslimin.

4. Menunggu kedatangan orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya,di mana ia itu menjadi sarang bagi setiap orang yang datang untuk memerangi kaum mukminin, di rnana dengan hal itu programnya menjadi mudah dan tujuannya untuk merusak kaum muslimin menjadi lancar. Bagaimana tidak, sedangkan pengrusakan terhadap mereka itu telah datang dari rumah Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa dan khathib mereka di mesjid itu.

Udang goreng memang banyak variannya dan selalu membuat penikmatnya bisa ketagihan. Di kawasan Sumurboto, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, ada menu baru. Namanya udang merdjon. Cara masaknya juga nyeleneh.

Menurut Budi Purwanto, sang koki, nama merdjon bukan asal comot, tetapi merupakan kepanjangan bikin bibir merah dan jontor. "Untuk mengurangi kolesterol, kami tak menggunakan minyak goreng. Kami memanfaatkan betakaroten yang terkandung dalam cabenya," kata Budi.

Mayoritas penikmatnya memang anak muda yang suka pedas. "Benar-benar bikin bibir merah dan jontor," kata Erna, Jumat (15/4/2011).

Udang merdjon memiliki keistimewaan bumbu rempahnya. Dimasak tanpa minyak goreng dan diungkep, menjadikan bumbu rempah dan cabe meresap sampai ke dalam. Tiap gigitannya selalu meninggalkan sensasi.

"Rasanya akan berbeda jika udangnya enggak fresh, bumbu enggak bisa meresap. Itu alasan kami menggunakan udang yang selalu fresh, dimatikan saat akan dimasak," kata Budi.

Selain udang merdjon, Budi menyediakan juga ceker merdjon, cumi merdjon, dan lain-lain. Harganya tak sepedas udangnya. Dengan kocek kurang dari Rp 10.000, mulut sudah bisa mendesah kepedasan.

PKS dan Cobaan Demokrasi

Paling tidak ada 2 kejadian beruntun yang 'mengarah' langsung atau tidak langsung kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS); Pertama, kasus Yusuf Supendi, pendiri Partai Keadilan (PK) –awal mula PKS- yang memperkarakan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq ke Badan Kehormatan DPR RI. Selain itu, Yusuf –yang telah dipecat sejak tahun 2009 dari PKS karena alasan indisipliner ini- juga membuka beberapa tuduhan mengenai keterlibatan Sekjen PKS Anis Matta dalam penggelapan uang serta sikap Yusuf yang menolak PKS menjadi partai terbuka. Kedua, dan ini yang menghebohkan, adalah kasus Arifinto, anggota DPR RI dari PKS yang tertangkap kamera diduga sedang menonton video porno pada saat berlangsungya sidang paripurna.

Tulisan ini mencoba melakukan analisa –berdasarkan kasus-kasus tersebut- mengenai risiko yang ditempuh sebuah gerakan ketika mereka memutuskan untuk masuk ke dalam lingkaran 'politik praktis'.

Dari pengalaman di Indonesia misalnya, beberapa gerakan Islam gagal menghadapi tantangan politik. Beberapa partai Islam kalah dalam proses politik yang fair dan elegan, tetapi –dan ini yang jarang diulas- partai Islam seringkali kalah, bukan karena tidak mampu mendulang suara, tapi gagal menghindar dari fitnah lawan politik yang berujung pada 'pembredelan' partai tersebut oleh penguasa, baik langsung maupun tidak langsung. Masyumi di era Orde Lama dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di awal era Orde Baru menjadi bukti gagalnya gerakan Islam menghadapi cobaan demokrasi. Bagaimana dengan PKS?

Cobaan Demokrasi

Demokrasi adalah pasar bebas politik. Semua ide dan gagasan ditawarkan di sini, dalam berbagai bentuknya. Pembelinya adalah rakyat. Rakyat yang akan menilai gagasan apa yang layak dibeli, dan gagasan mana yang sebaiknya dibuang. Maka tugas partai adalah mengemas gagasan itu dengan bentuk terbaik, sehingga tampak menarik untuk dijual dan ada kemungkinan untuk 'laku' di pasaran politik.

Dalam tataran ideal, demokrasi yang tak ubahnya seperti pasar ini justru menjadi masalah, karena menjadi absurdnya kebenaran dalam politik. Hal ini paling tidak didasari oleh beberapa hal; pertama, kebenaran, seringkali kemudian menjadi domain partai atau koalisi partai mayoritas. Inilah kebenaran politik, yang belum tentu merupakan kebenaran hukum, dan apalagi kebenaran agama. Demokrasi, dalam istilah lainnya, kemudian menjelma menjadi peraturan tentang kemenangan 51 persen atas 49 persen, sesuatu yang oleh Alexis de Tocqueville disebut sebagai 'tirani mayoritas'.

Kedua, gagasan tentang apa itu 'kebenaran dalam politik' berbeda antara satu partai dengan partai lain. Persamaannya, adalah semua partai meyakini bahwa untuk membuktikan sejauh mana kebenaran gagasan mereka, yang harus dilakukan rakyat adalah memilih mereka untuk berkuasa di lembaga negara. Gagasan kebenaran politik dalam bentuk 'ideologi partai' ini kemudian menjadi semacam karakter yang membedakan antara satu partai, dengan partai lainnya.

Ketiga, Dengan analogi pasar bebas dan kebenaran yang absurd, maka persaingan menjadi sedemkian bebas. Dalam konteks ini, kita bisa memahami mengapa konotasi term 'politik' menjadi bernilai 'negatif'. Tak lain karena, demokrasi hampir-hampir memberi jalan bagi partai politik untuk merebut kekuasaan dengan segala cara. Toh, benar salahnya cara yang ditempuh, akan masuk dalam perdebatan politik, bukan justifikasi hukum. Inilah cobaan demokrasi, yang segera kemudian menjadi mekanisme seleksi alamiah; yang mampu beradaptasi akan terus bertahan. Yang gagal, segera masuk kotak.

Reformasi 1998 membawa Indonesia untuk 'belajar kembali' tentang demokrasi, setelah pernah diaplikasikan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 1955. Dalam kondisi inilah, PKS muncul (sebelumnya PK) dengan menawarkan gagasan Islam sebagai landasan ideologi. Diisi dominan oleh orang-orang dengan latar belakang aktivis Islam kampus, idealisme dan ide Islam Politik kemudian menjadi 'dagangan' PKS dalam menjual gagasannya kepada rakyat.

Namun, lazimnya partai lain yang terus eksis, PKS pun tidak lepas dari cobaan demokrasi. Cobaan yang dihadapi adalah bagaimana mengejawantahkan ideologi partai dalam tindakan nyata di ruang publik. Dengan kata lain, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana 'kebenaran politik versi PKS' menjadi 'kebenaran politik' yang diyakini juga oleh masyarakat. Hal ini nampaknya menghadapi beberapa kendala tertentu;

Pertama, adalah upaya PKS untuk memperluas basis pemilih (kader dan simpatisan). Selama ini PKS dianggap masih berada di 'kanan' dengan basis agama yang kuat, dan belum mampu bergeser ke 'tengah' untuk menggaet masa Nasionalis. Pilihan strategi yang diambil pun tidak main-main; menjadi partai terbuka. Pilihan cerdas sekaligus kontroversial; di satu sisi PKS harus mampu mengemas gagasan ideologi mereka sedemikian rupa untuk meraih simpati massa kelompok nasionalis, di sisi lain PKS juga harus menjelaskan pilihan untuk 'terbuka' ini pada kader dan simpatisan mereka yang kebanyakan adalah kelompok Islam loyalis. Pada titik inilah soliditas PKS sebagai partai kader diuji.

Kedua, adalah cobaan demokrasi bernama kekuasaan. Dalam hitung-hitungan koalisi, praktis PKS adalah partai yang menempati pos menteri terbanyak setelah Partai Demokrat, sebanyak 4 menteri. Tentu saja ini berkah sekaligus cobaan. Dari sisi internal, kader PKS harus mampu untuk 'menahan diri' terhadap godaan kuasa yang biasanya mendatangkan harta. Jabatan politik, seharusnya berdampak strategis bagi konstituen PKS secara keseluruhan, bukan lahan pembagian jabatan dan proyek-proyek besar. Secara internal, godaan-godaan 'dunia' ini harus diantispasi oleh kader-kader PKS.

Ketiga, adalah cobaan demokrasi berwujud koalisi. Sebagai partai pendukung pemerintahan, PKS dihadapkan pada dilema dalam menentukan sikap. Di satu sisi, PKS mempunyai idealisme tersendiri berdasarkan platform ideologi yang menjadi dasar gerakan, namun di sisi lain PKS –sebagai mitra koalisi- dihadapkan pada tuntutan untuk mendukung kebijakan pemerintah. Dua hal ini seringkali tidak seiring sejalan. Namun, patut diapresiasi ketika dalam beberapa kasus, PKS konsisten dalam mempertahankan sikapnya 'berbeda jalan' dengan pemerintah.

Badai Pasti Berlalu?

Dalam bukunya Dari Gerakan ke Negara, Sekjen PKS Anis Matta sudah memberikan 'early warning' terhadap pilihan gerakan tarbiyah –cikal bakal PKS- untuk masuk dan terlibat dalam demokrasi. Dalam buku tersebut, Anis mewanti-wanti kader PKS untuk siap menghadapi era demokrasi dan keterbukaan, di mana 'kebenaran dan kebathilan sama-sama bersaing untuk meraih simpati masyarakat'. Maka di era persaingan politik ini menurut Anis, yang harus dilakukan kader PKS adalah 'membuktikan bahwa yang benar di mata Islam adalah benar juga di depan hukum, dan apa yang salah menurut Islam adalah juga salah menurut hukum yang berlaku'.

Seperti jamaknya ajaran agama, bahwa siapa mampu menghadapi cobaan, maka sesungguhnya Tuhan sedang mengujinya untuk membuat ia tangguh. Tapi, barangsiapa gagal menghadapi cobaan -sesuai kadarnya- maka sesungguhnya ia telah gagal mencapai derajat keimanan. Analogi ini tepat untuk PKS. Pilihannya sederhana; jika sukses menghadapi 'cobaan demokrasi' ini, maka PKS akan semakin kuat dan beranjak menjadi salah satu kekuatan politik utama di Indonesia, sebaliknya jika gagal, maka PKS mengikuti pendahulunya partai-partai Islam yang 'masuk kotak', justru karena demokrasi.

Di atas itu semua, patut diapresiasi pilihan politik PKS untuk 'berani bertarung' dalam Demokrasi. Ketika beberapa gerakan Islam lainnya justru tidak berani berpolemik dalam politik, PKS justru masuk dalam politik praktis. 'Percuma saja berlayar, kalau takut Gelombang' begitu mungkin gubahan yang tepat. Maknanya; 'Buat apa punya cita-cita perubahan, kalau takut menghadapi cobaan demokrasi?'


GeoHot, hacker pembobol PlayStation 3, menyerukan ajakan untuk memboikot seluruh produk Sony. Hal ini dilakukan usai kekalahannya di persidangan beberapa waktu lalu.

Perseteruan antara GeoHot dengan Sony harus berakhir dengan perjanjian yang mengharuskan hacker tersebut tidak lagi mengoprek semua produk Sony, terutama PlayStation 3. Namun pria dengan nama asli George Hotz tetap bersikeras bahwa aksinya tidak melanggar hukum.

Menurut Hotz, jika seseorang sudah membeli suatu produk maka ia boleh memperlakukannya dengan bebas, bahkan jika ingin merusaknya sekali pun. Itulah yang dilakukan GeoHot terhadap PS3, dia menciptakan aplikasi agar pengguna bisa menginstal sofware apa pun di dalam konsol tersebut.

"Takkan ada niat bagi saya untuk membuat konsumen mengalami masalah, serta membuat pembajakan lebih mudah. Saya senang tuntutan ini sudah berakhir," paparnya usai persidangan beberapa waktu lalu.

Nah, perjanjian yang mengharuskan GeoHot untuk tidak lagi mengoprek produk Sony pun terpaksa harus ia setujui. Alhasil, pria yang juga membobol iPhone itu menyerukan pada masyarakat agar memboikot seluruh produk Sony.

"Sejak 11 April 2011 saya bergabung dengan gerakan Sony boycott. Saya tidak akan pernah membeli produk Sony lagi dan saya harap Anda melakukan hal yang sama," tulis GeoHot melalui blog pribadinya yang dikutip detikINET, Kamis (14/4/2011).

"Mereka itu sekarang makin lihai. Nggak cuma pendekatan langsung tapi juga lewat jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan juga e-mail-e-mail," kata Ketua Tim Rehabilitasi NII Crisis Center Sukanto saat berbincang dengan detikcom, Rabu (13/4/2011). Crisis Center ini dibuat sebagai sarana informasi tentang maraknya korban KW9 NII.

Karena itu, Sukanto mengimbau agar para pengguna internet lebih waspada. Apalagi jika mendadak 'didekati' oleh seseorang yang tidak dikenalnya. "Kalau tiba-tiba ada yang intens mendekati, mengajak ngobrol lewat jejaring sosial, waspada," saran pria yang akrab disapa Anto ini.

Anto mengatakan, para pencuci otak ini selalu memakai varian-varian baru untuk mendekati calon korbannya. Namun modus yang digunakan setelah korban merasa tertarik dari tahun ke tahun selalu sama.

"Apa yang diomongkan saat perekrutan selalu sama. Doktrin yang diberikan kepada korban selalu sama," kata Anto yang pernah menjabat sebagai camat di NII. Sekadar diketahui, NII memiliki struktur seperti sebuah negara, yang anggotanya juga memiliki jabatan mulai ketua RT, lurah, camat, hingga presiden.

Anto berharap, dengan adanya kasus Laila Febrianti alias Lian (26) yang diekspose media massa, sepak terjang jaringan pencuci otak itu sedikit terhalangi. Masyarakat juga diharapkan dapat menyerap informasi mengenai bahayanya para pencuci otak ini.

"Dengan diberitakan di media massa, diharapkan masyarakat jadi lebih terbuka mengenai jaringan ini. Jadi bisa lebih waspada jika tiba-tiba menjadi target para pencuci otak," kata Anto.

Kasus ini jadi perbincangan setelah Laila Febriani, seorang CPNS Kementerian Perhubungan hilang sejak Kamis 7 April lalu. Ibu muda beranak satu itu ditemukan petugas keamanan di Masjid Atta'awun, sebuah masjid terkenal di Puncak, Bogor, pada Jumat 8 April dan dijemput keluarga pada Minggu (10/4). Saat ditemukan Lian linglung dan tidak ingat di mana rumah dan asal usulnya. Lian yang kala itu bercadar menyebut dirinya sebagai Maryam. Saat ini Lian masih dalam tahap penyembuhan dengan menjalani terapi rukiyah dan psikiatri.

Indonesia kembali menoreh tinta emas di kontes robot internasional. Sebagai penghargaan, delapan mahasiswa pembuat robot asal UGM dan ITB berhak mendapat beasiswa penuh untuk meneruskan studinya.

"Jadi kita semua harus bersyukur, adik-adik kita telah menunjukkan prestasi yang sangat luar biasa di robot kontes cerdas yang diselenggarakan di Amerika. Pemenangnya sebagai imbalan untuk mendukung dan dorongan kita berikan beasiswa S2," ujar Menteri Pendidikan Nasional M Nuh kepada wartawan usai pemberian penghargaan kepada tim robot UGM dan ITB, di Kemendiknas, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (13/4/2011).

Nuh juga berharap kemenangan tersebut bisa menjadikan Indonesia sebagai icon pembuat robot cerdas terbaik. Sehingga menjadi bagian dalam membangun nama baik Indonesia di kancah internasional.

"Ini yang harus kita dorong, syukur-syukur nanti kita menjadi icon, jadi kalau robot sudahlah Indonesia, robot cerdas sudahlah Indonesia. Kalau itu bisa kita kemas, kita siapkan itu menjadi bagian dari mana kita membangun nama baik Indonesia," imbuhnya.

Seperti yang diketahui, tim UGM dan ITB mengikuti Kompetisi Internasional 2011 Trinity Collage Fire Fighting Home Robot Contest and RoboWaiter yang di selenggarakan di Trinity Collage, Hartford, Connecticut, AS, (9-10/4) lalu.

Tim UGM diwakili oleh Farid Inawan, Noer Aziz Ismail, Wahyu Wijayanto dan Luiz Rizki Ramelan. Mereka mengikutsertakan 2 buah robot beroda berhasil meraih juara I dan II dalam kategori Senior Division.

Sementara itu, tim ITB diwakili Syawaludin Rachmatullah, Ashlih Dameitri, Samratul Fuady dan Dody Suhendra. Mereka juga mengikutsertakan 2 buah robot berkaki berhasil meraih juara I dan II dalam kategori Walking Division.

Ajang kompetisi internasional ini sendiri sudah diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya sejak tahun 1994 dan diikuti siswa-siswa dari berbagai jenjang pendidikan. Untuk tahun ini, kompetisi diikuti oleh 7 negara, yaitu Indonesia, Amerika, China, Portugal, Israel, Kanada dan Meksiko.



Sistem operasi MeeGo telah diabaikan Nokia yang lebih memilih mengembangkan smartphone berbasis Windows Phone 7 (WP7). Namun bukan berarti MeeGo lantas kehilangan peminat. Mereka mulai melirik partner potensial seperti LG.

Awalnya, MeeGo adalah proyek besutan Nokia bersama Intel. Saat Nokia memastikan memilih WP7, Intel memang sudah berjanji bakal terus mengembangkan MeeGo dan mencari partner selain Nokia.

"Kesempatan terbuka bagi yang lain untuk bergabung. Diskusi sedang dilakukan. Anda akan menyaksikan sesuatu datang tahun ini, segera," ucap Valtteri Halla, anggota grup pengembangan MeeGo.

Halla mengatakan, sebelumnya peran dominan Nokia di MeeGo membuat vendor ponsel lain urung memakai MeeGo. Namun kini tidak lagi. Halla mengklaim LG Electronics telah bergabung mengembangkan versi handset MeeGo, bersama ZTE dan China Mobile.

Juru bicara LG membenarkan mereka turut mengembangkan MeeGo. Namun untuk sementara, vendor asal Korea Selatan ini belum berencana memproduksi massal gadget MeeGo. Tak dijelaskan pula apakah perangkat itu termasuk smartphone.

Saat ini, tablet berbasis MeeGo sudah dipasarkan namun belum ada di segmen smartphone. Nokia sendiri hanya berjanji meluncurkan sebuah perangkat Meego tahun ini.

Ardi Winangun: Politisi Loncat ke PD Karena Berpotensi Menangi Pemilu

Sejumlah politisi loncat pagar ke Partai Demokrat. Sebut saja Walikota Makassar Ilham Arif Sirajuddin yang sebelumnya Ketua Golkar DPD Sulawesi Selatan, Gubenur NTB Zainul Majdi, yang sebelumnya kader Partai Bulan Bintang (PBB), dan Wagub Jabar Dede Yusuf. Perpindahan ini ditengarai karena Demokrat mengantongi potensi memenangkan pemilu.

"Banyak politisi yang meloncat ke Partai Demokrat (PD) disebabkan oleh banyak hal. Pertama, selepas Pemilu 2009, banyak orang melihat bahwa PD adalah partai masa depan. Maksudnya, PD mempunyai potensi untuk terus memenangi pemilu-pemilu selanjutnya," kata pengamat politik dan pengurus Presidium Nasional Masika ICMI Ardi Winangun.

Berikut ini wawancara detikcom dengan Ardi Winangun, Jumat (15/4/2011):

Menurut analisa Anda, mengapa Partai Demokrat menjadi sasaran para kader kutu loncat? Apakah hal ini karena partai ini tidak memiliki kader yang mumpuni?

Banyak politisi yang meloncat ke Partai Demokrat (PD) disebabkan oleh banyak hal. Pertama, selepas Pemilu 2009, banyak orang melihat bahwa PD adalah partai masa depan. Maksudnya, PD mempunyai potensi untuk terus memenangi pemilu-pemilu selanjutnya.

Dengan adanya aturan parliamentary threshold, maka membuat politisi di partai politik yang nasibnya akan tergulung parliament threshold. Mereka akan memilih partai mana yang selain lolos parliamentary threshold juga memenangi pemilu. Nah mereka melihat PD-lah yang bisa ditempati dan menolong mereka untuk terus berkarier di dunia politik. Jadi kepindahan mereka dilandasi sikap pragmatis, yakni bagaimana kesempatan mereka eksis di dunia politik terus didapat.

Kedua, banyaknya kepala daerah yang pindah ke PD, disebabkan mereka mencari perlindungan terhadap kasus-kasus hukum yang menimpa mereka. Dalam masalah penegakan hukum, pemerintah masih terkesan tebang pilih. Kepala daerah yang bukan berasal dari PD demikian cepatnya diproses ketika mereka terbukti melanggar hukum, namun kepala daerah yang berafiliasi atau kader PD yang melanggar hukum, prosesnya demikian lambannya bahkan ada yang dibebaskan. Untuk itu kepala-kepala daerah yang berpindah partai politik ke PD, selain untuk mencari kendaraan politik yang aman untuk pilkada yang akan datang, juga menjadikan PD tempat berlindung bila kasus-kasus hukum menimpa dirinya.

Apakah kerugian dan keuntungan yang akan diterima Partai Demokrat dengan menerima para politisi kutu loncat ini?

Kerugiannya, kaderisasi di PD tidak maksimal sebab secara tiba-tiba ada anggota baru yang menjadi pengurus, dan sangat merugikan masa depan PD bila politisi yang masuk itu mempunyai masalah dengan hukum. Keuntungannya, banyaknya kepala daerah atau tokoh masyarakat yang pindah ke PD ia akan menjadi pendulang suara yang efektif. Bila yang pindah ke PD itu adalah kepala daerah ia akan menggunakan mesin birokrasi dan anggaran daerah, secara diam-diam, untuk menggalang suara buat PD. Kalau dia tokoh masyarakat, ia akan menggunakan popularitasnya untuk menyakinkan masyarakat bahwa PD mampu menjawab dan memenuhi kebutuhan masyarakat

Biasanya kasus kutu loncat menimbulkan perpecahan internal partai, kasus ini misalnya terjadi di PDIP. Menurut Anda, Partai Demokrat begitu gampang menerima para kutu lompat, apakah PD tidak menyadari adanya bahaya kutu loncat tersebut?

Memang betul adanya kutu loncat bisa menyebabkan terjadinya konflik internal. Dulu masuknya Anas Urbaningrum dan Ruhut Sitompul ke PD menyebabkan Sys Ns keluar dari PD. Belajar dari pengalaman tersebut maka PD harus tetap mengakomodasi dan menghormati senior-senior PD.

Di sini PD jangan hanya bernafsu mengejar kemenangan pemilu dan pilkada dengan menampung seluruh orang yang ingin masuk ke PD dengan tanpa seleksi. Kehadiran kutu-kutu loncat yang mempunyai potensi ke depan, kemenangan dalam Pemilu 2014 maupun pilkada-pilkada, harus lebih diutamakan daripada kutu loncat yang tidak memiliki basis masa yang jelas.

Fenomena kutu loncat ini khas Indonesia atau juga terjadi di negara lain? Jika terjadi di negara lain, apa bedanya dengan Indonesia?

Kalau kutu loncat, di negara lain saya belum pernah melihat atau membaca fenomena itu. Saya melihat hal demikian baru di Indonesia. Bila di negara lain ada fenomena seperti itu, saya pikir motifnya adalah sama, yakni bukan idealis tetap mencari kekuasaan, pragmatis. Contohnya Kevin Rudd dulu adalah Perdana Menteri Australia, namun sekarang ia adalah menteri luar negeri Australia di bawah Perdana Menteri Julia Gillard. Sebetulnya ini merupakan sesuatu yang memalukan sebab dari tuan menjadi pembantu. Namun karena motifnya hanya pragmatisme maka hal tersebut tidak menjadi masalah.

Fenomena ini lebih karena sistem politik yang buruk atau lebih karena faktor individual yang terobsesi kekuasaan?

Seperti yang saya paparkan di atas karena terobsesi kekuasaan. Institusi politik dilihat seperti sebuah perusahaan sehingga ia berpindah partai karena dilandasi mencari keuntungan finansial. Sangat disayangkan bila politik tanpa idealis. Akibatnya nanti politisi seperti pemain bola profesional, kapan saja, dan di mana saja bisa pindah hanya gara-gara diiming-iming oleh nilai kontrak yang tinggi dan menggiurkan.

Mengapa SBY dan Partai Demokrat sepertinya menikmati fenomena kutu loncat ini? Tidakkah mereka khawatir akan dikhianati para politisi yang terobsesi kekuasaan?

Sebenarnya mereka menjadi kutu loncat ke PD disebabkan faktor internal dan eksternal. Eksternal, PD merayu kepala-kepala daerah untuk bergabung ke PD dengan janji mereka akan didukung bila hendak maju dalam pilkada. Kemudian kepala-kepala daerah yang memiliki kasus-kasus hukum, 'diancam' akan diseret ke pengadilan bila tidak mau bergabung ke PD.

Internal, si kutu loncat itu juga mencari tempat yang bisa melanggengkan kekuasaan dan kekayaannya. Contohnya Gubernur NTB Zainul Majdi mau pindah ke PD karena partai lamanya PBB sudah tidak memiliki prospek untuk melanggengkan kekuasaan dan kekayaannya, sehingga ia pun mencari partai politik yang bisa mendukungnya.

Sebetulnya Zainul Majdi mau dan bisa saja pindah ke Partai Golkar atau PDIP, namun sayangnya kedua partai itu tidak melakukan seperti apa yang dilakukan oleh PD, yakni mencari kepala-kepala daerah untuk diajak bergabung ke PD.

Adakah solusi untuk mengatasi masalah ini? Atau memang dunia politik demokratis juga seperti ini? Sebab politik demokratis juga tidak bisa menolak pragmatisme politik?

Selama idealisme dan ideologi seorang politisi tidak ada, maka fenomena kutu loncat akan terus terjadi. Biasanya kalau seseorang memiliki idealisme dan ideologi ia tidak akan mau menjadi kutu loncat. Kalau pun menjadi kutu loncat, tempatnya masih se-ideologi, seperti dari partai Islam A ke partai Islam B. Kalau dari partai Islam meloncat ke partai sekuler, nah itu yang disebut dengan kutu loncat yang berbahaya.
Jaksa Cirus Resmi Ditahan Bareskrim Mabes Polri

Mabes Polri akhirnya menahan Jaksa Cirus Sinaga. Tersangka kasus mafia hukum ini telah menjalani pemeriksaan lanjutan sejak pukul 09.00 WIB pagi tadi di Mabes Polri.

"Iya pak Cirus ditahan, itu untuk pemeriksaan. Penahanan bisa sampai 20 hari," ujar pengacara Cirus, Parlindungan Sinaga kepada wartawan di Bareskrim Mabes Polri, Jl trunojoyo, Jakarta Selatan, Sabtu (16/4/2011).

Atas penahanan tersebut, baik Cirus maupun pengcaranya tidak melayangkan protes. "Kiita sama-sama penegak hukum dan tahu falsalafah penahan itu untuk pemeriksaan. Kalau mau protes harus ada manfaatnya. kalau sekarang tidak ada manfaatnya," terang Parlindungan.

Keluarga Cirus ini pun sudah mengetahui perihal penahanan jaksa senior ini. Dalam waktu dekat, keluarga besar Cirus akan segera datang ke Jakarta.

"Kondisi pak Cirus baik-baik saja, kita ini sama-sama perantau bahkan semalam tidur di sofa sudah biasa. Keluarga sudah dikabari, kemungkinan keluarga minggu ini kan ke Jakarta," imbuhnya.

Sebelumnya, Polri menduga mantan jaksa kasus Antasari itu menghapus pasal korupsi saat menangani Gayus sehingga berujung pada bebasnya Gayus Tambunan.
Cirus dijerat dengan pasal 23 UU No 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi. Pasal itu mengatur soal tindakan menghalang-halangi proses penuntutan.
RATA-RATA orang akan merasa enggan bila diajak berolahraga, terutama di pagi hari. Malas rasanya memikirkan olah raga di pagi hari. Yang pertama kali terlintas di kepala saat bangun pagi adalah secangkir kopi, membaca koran, atau membuka email.

Tahukah Anda ada nilai lebih bila berolahraga di pagi hari ketimbang sore hari? Berikut tiga alasannya:

1. Olahraga di pagi hari meningkatkan mood

Apakah Anda tipe orang yang kerap menggerutu di pagi hari? Menurut penelitian, olahraga mampu meningkatkan endorfin yakni hormon pencipta suasana hati yang menyenangkan. Joging di pagi hari pastinya bisa menghindarkan Anda dari emosi serta membuat Anda tersenyum sepanjang hari.

2. Olahraga pagi membantu membakar kalori lebih banyak
Tak hanya bekerja, aktivitas apa pun, seperti bekerja di pagi hari, kata para ahli, mendorong metabolisme tubuh dan mengatur agar tubuh membakar kalori lebih banyak sepanjang hari, bahkan ketika beristirahat.

3. Udara di pagi hari lebih sehat
Para peneliti percaya bahwa secara umum kualitas udara di pagi hari mungkin lebih baik ketimbang sore hari sehingga tubuh Anda tak akan terpapar banyak zat beracun dari polusi.

Menarik bukan? Apakah tiga alasan di atas cukup membuat Anda ingin mencoba berolahraga di esok pagi?

TAK hanya mempercantik kulit, mengonsumsi air putih secara teratur juga bermanfaat membersihkan tubuh dari racun. Namun sayangnya, masih banyak orang yang melupakan salah satu bagian penting untuk tubuh ini.

Banyak orang yang mengabaikan konsumsi air putih, termasuk kala bangun tidur. Apa sih manfaat dari meminum air putih saat bangun tidur? Selama kita tertidur, tubuh mengeluarkan banyak cairan melalui penguapan. Hal itu terjadi karena aktivitas tubuh saat tidur tidak berhenti bekerja. Metabolisme sel terus berjalan dan cairan sel tubuh membantunya.

Jadi, setelah 6 hingga 8 jam tertidur, tubuh bisa mengalami defisit air karena dalam proses metabolisme sel ada cairan yang terbuang. Bila kita tak meminum air setelah bangun tidur, tubuh juga bisa kekurangan mineral.

Cukup segelas air putih setelah bangun akan sangat bermanfaat bagi tubuh. Sebanyak 70 persen tubuh kita terdiri dari air. Air dalam tubuh digunakan oleh organ-organ tubuh yang tidak pernah berhenti bekerja selama tidur, termasuk otak, jantung, dan ginjal. Jadi setelah bangun, dianjurkan untuk minum air.

Sebenarnya tak hanya setelah bangun, kita juga harus minum air putih sebelum tidur. Tidak perlu terlalu banyak karena konsumsi air yang berlebihan dapat memicu kita untuk lebih sering ke kamar kecil. Juga, berakibat buruk terhadap fungsi jantung dan ginjal.

Namun, yang juga perlu diingat yakni pemilihan air minum. Air minum harus memenuhi aspek kesehatan. Air pada umumnya terdiri dari H2O, tapi tubuh juga perlu air yang mengandung mineral (natrium, kalium, klorin) agar otot mudah bergerak.
Gedung tertinggi dunia, Kingdom Tower, setinggi satu mil (sekitar 1,6 kilometer) akan dibangun di barat Arab Saudi. Gedung pencakar langit itu yang diperkirakan berbiaya US$30 miliar akan didirikan di Obhur, sekitar 30 kilometer utara Jeddah, kota di pesisir timur Laut Merah.

Menurut laporan sebuah media, bangunan tinggi tersebut akan membutuhkan 12 menit untuk dapat bisa mencapai puncak gedung dengan menggunakan lift. Proyek tersebut pun direncanakan membangun kota seluas 8,9 mil persegi (14 kilometer persegi) di sekitar Kingdom Tower yang dapat mengakomodasi 80.000 penghuni dan berkisar satu juta pengunjung.

Kingdom Tower, yang nanti berisi perkantoran, satu hotel dan tempat hunian, akan memiliki tinggi hampir dua kali lipat dari tinggi gedung tertinggi sekarang, Burj Khalifa, di Dubai dengan tinggi 0,51 mil (820 meter). Bangunan tersebut juga akan mengalahkan Nakheel Harbor and Tower di Dubai dengan tinggi 0,62 mil (hampir satu kilometer) yang pembangunannya sedang ditunda.(Ant/ICH)
Al Qur'an adalah firman Allah yang di dalamnya terkandung banyak sekali sisi keajaiban yang membuktikan fakta ini. Salah satunya adalah fakta bahwa sejumlah kebenaran ilmiah yang hanya mampu kita ungkap dengan teknologi abad ke-20 ternyata telah dinyatakan Al Qur'an sekitar 1400 tahun lalu. Tetapi, Al Qur'an tentu saja bukanlah kitab ilmu pengetahuan. Namun, dalam sejumlah ayatnya terdapat banyak fakta ilmiah yang dinyatakan secara sangat akurat dan benar yang baru dapat ditemukan dengan teknologi abad ke-20. Fakta-fakta ini belum dapat diketahui di masa Al Qur'an diwahyukan, dan ini semakin membuktikan bahwa Al Qur'an adalah firman Allah.
Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur'an pada ayat berikut:

"Dialah pencipta langit dan bumi." (Al Qur'an, 6:101)

Keterangan yang diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal.

Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.

Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu.

Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.
Dalam Al Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:

"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (Al Qur'an, 51:47)

Kata "langit", sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan makna luar angkasa dan alam semesta. Di sini sekali lagi, kata tersebut digunakan dengan arti ini. Dengan kata lain, dalam Al Qur'an dikatakan bahwa alam semesta "mengalami perluasan atau mengembang". Dan inilah yang kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.

Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup.

Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".

Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.

Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus "mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam Al Qur'an pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al Qur'an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam semesta.
Meskipun sejumlah ilmuwan berusaha mengemukakan sejumlah teori tandingan guna menentangnya, namun bukti-bukti ilmiah malah menjadikan teori Big Bang diterima secara penuh oleh masyarakat ilmiah.

Satu ayat lagi tentang penciptaan langit adalah sebagaimana berikut:

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (Al Qur'an, 21:30)

Kata "ratq" yang di sini diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan "Kami pisahkan antara keduanya" adalah terjemahan kata Arab "fataqa", dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari "ratq". Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.

Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq". Keduanya lalu terpisah ("fataqa") satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq" ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa" (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.

Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.

"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al Qur'an, 21:33)

Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:

"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)

Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.

Sebagaimana komet-komet lain di alam raya, komet Halley, sebagaimana terlihat di atas, juga bergerak mengikuti orbit atau garis edarnya yang telah ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus dan bergerak mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan benda-benda langit lainnya.

Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur'an sebagai berikut:

"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)

Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.

Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang, dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.

Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.

Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan pada saat itu: karena Al Qur'an adalah firman Allah.
"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam..." (Al Qur'an, 39:5)

Dalam Al Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta sungguh sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai "menutupkan" dalam ayat di atas adalah "takwir". Dalam kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.

Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Qur'an, yang telah diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet bumi yang bulat.

Namun perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di masa itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al Qur'an berisi informasi yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad terakhir. Oleh karena Al Qur'an adalah firman Allah, maka tidak mengherankan jika kata-kata yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika menjelaskan jagat raya.
Benda-benda langit yang berlalu lalang di ruang angkasa dapat menjadi ancaman serius bagi Bumi. Tapi Allah, Pencipta Maha Sempurna, telah menjadikan atmosfir sebagai atap yang melindungi bumi. Berkat pelindung istimewa ini, kebanyakan meteorid tidak mampu menghantam bumi karena terlanjur hancur berkeping-keping ketika masih berada di atmosfir.

Dalam Al Qur'an, Allah mengarahkan perhatian kita kepada sifat yang sangat menarik tentang langit:

"Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada padanya." (Al Qur'an, 21:32)

Sifat langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke-20.

Atmosfir yang melingkupi bumi berperan sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan. Dengan menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika mereka mendekati bumi, atmosfir mencegah mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk hidup.

Atmosfir juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna, - seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang hanya sebagiannya menembus atmosfir, sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari ditahan oleh lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spektrum ultraviolet yang mencapai bumi.

Kebanyakan manusia yang memandang ke arah langit tidak pernah berpikir tentang fungsi atmosfir sebagai pelindung. Hampir tak pernah terlintas dalam benak mereka tentang apa jadinya bumi ini jika atmosfir tidak ada. Foto di atas adalah kawah raksasa yang terbentuk akibat hantaman sebuah meteor yang jatuh di Arizona, Amerika Serikat. Jika atmosfir tidak ada, jutaan meteorid akan jatuh ke Bumi, sehingga menjadikannya tempat yang tak dapat dihuni. Namun, fungsi pelindung dari atmosfir memungkinkan makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya dengan aman. Ini sudah pasti perlindungan yang Allah berikan bagi manusia, dan sebuah keajaiban yang dinyatakan dalam Al Qur'an.

Fungsi pelindung dari atmosfir tidak berhenti sampai di sini. Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di bawah nol.

Tidak hanya atmosfir yang melindungi bumi dari pengaruh berbahaya. Selain atmosfir, Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang terus- menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.

Dr. Hugh Ross berkata tentang perang penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:

Bumi ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius - tapi kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi. (http://www.jps.net/bygrace/index. html Taken from Big Bang Refined by Fire by Dr. Hugh Ross, 1998. Reasons To Believe, Pasadena, CA.)

Energi yang dipancarkan dalam satu jilatan api saja, sebagaimana tercatat baru-baru ini, terhitung setara dengan 100 milyar bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan di Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut, teramati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250 kilometer di atas atmosfir bumi terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga mencapai 2.500 derajat celcius.

Singkatnya, sebuah sistem sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas bumi. Ia melingkupi bumi kita dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan baru mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah diberitahu dalam Al Qur'an tentang atmosfir bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.

Energi yang dipancarkan oleh sebuah letusan pada Matahari sungguh amat dahsyat sehingga sulit dibayangkan akal manusia: Letusan tunggal pada matahari setara dengan ledakan 100 juta bom atom yang pernah dijatuhkan di Hiroshima. Bumi terlindungi dari pengaruh merusak akibat pancaran energi ini.

The magnetosphere layer, formed by the magnetic field of the Earth, serves as a shield protecting the earth from celestial bodies, harmful cosmic rays and particles. In the above picture, this magnetosphere layer, which is also named Van Allen Belts, is seen. These belts at thousands of kilometres above the earth protect the living things on the Earth from the fatal energy that would otherwise reach it from space.
Ayat ke-11 dari Surat Ath Thaariq dalam Al Qur'an, mengacu pada fungsi "mengembalikan" yang dimiliki langit.

"Demi langit yang mengandung hujan." (Al Qur'an, 86:11)

Kata yang ditafsirkan sebagai "mengandung hujan" dalam terjemahan Al Qur'an ini juga bermakna "mengirim kembali" atau "mengembalikan".

Sebagaimana diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri dari sejumlah lapisan. Setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan. Penelitian mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka terima ke ruang angkasa atau ke arah bawah, yakni ke bumi. Sekarang, marilah kita cermati sejumlah contoh fungsi "pengembalian" dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut.

Lapisan Troposfir, 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi, memungkinkan uap air yang naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke bumi sebagai hujan.

Lapisan ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan mengembalikan keduanya ke ruang angkasa.

Ionosfir, memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi ke berbagai belahan bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif, sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan televisi pada jarak yang cukup jauh.

Lapisan magnet memantulkan kembali partikel-partikel radioaktif berbahaya yang dipancarkan Matahari dan bintang-bintang lainnya ke ruang angkasa sebelum sampai ke Bumi.

Sifat lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan secara ilmiah di masa kini tersebut, telah dinyatakan berabad-abad lalu dalam Al Qur'an. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur'an adalah firman Allah.
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur'an. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu sebagai berikut:

"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)

Kata "anzalnaa" yang berarti "kami turunkan" khusus digunakan untuk besi dalam ayat ini, dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni "secara bendawi diturunkan dari langit", kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang sangat penting.

Ini dikarenakan penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.

Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat.

Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut "nova" atau "supernova". Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.

Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan "diturunkan ke bumi", persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur'an diturunkan.
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." (Al Qur'an, 36:36)

Meskipun gagasan tentang "pasangan" umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan "maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas.

Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933.

Penemuan ini, yang disebut "parité", menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:

"…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat."
Kini, relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah. Hal ini telah diungkapkan melalui teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal abad ke-20. Sebelumnya, manusia belumlah mengetahui bahwa waktu adalah sebuah konsep yang relatif, dan waktu dapat berubah tergantung keadaannya. Ilmuwan besar, Albert Einstein, secara terbuka membuktikan fakta ini dengan teori relativitas. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Dalam sejarah manusia, tak seorang pun mampu mengungkapkan fakta ini dengan jelas sebelumnya. Relativitas WaktuTapi ada perkecualian; Al Qur'an telah berisi informasi tentang waktu yang bersifat relatif! Sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi:

"Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 22:47)

"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 32:5)

"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun." (Al Qur'an, 70:4)


Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai sesuatu yang lama:

"Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui'." (Al Qur'an, 23:122-114)

Fakta bahwa relativitas waktu disebutkan dengan sangat jelas dalam Al Qur'an, yang mulai diturunkan pada tahun 610 M, adalah bukti lain bahwa Al Qur'an adalah Kitab Suci.
Bumi memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan. Salah satunya adalah keberadaan atmosfir, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung yang melindungi makhluk hidup. Adalah fakta yang kini telah diterima bahwa atmosfir terdiri dari lapisan-lapisan berbeda yang tersusun secara berlapis, satu di atas yang lain. Persis sebagaimana dipaparkan dalam Al Qur’an, atmosfir terdiri dari tujuh lapisan. Ini pastilah salah satu keajaiban Al Qur’an.

Satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an adalah bahwa langit terdiri atas tujuh lapis.

"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al Qur'an, 2:29)

"Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya." (Al Qur'an, 41:11-12)


Kata "langit", yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam Al Qur’an, digunakan untuk mengacu pada "langit" bumi dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit bumi atau atmosfer terdiri dari tujuh lapisan.

Saat ini benar-benar diketahui bahwa atmosfir bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an, atmosfer terdiri atas tujuh lapisan. Dalam sumber ilmiah, hal tersebut diuraikan sebagai berikut:

Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri diri beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi disebut TROPOSFER. Ia membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa atmosfer. Lapisan di atas troposfer disebut STRATOSFER. LAPISAN OZON adalah bagian dari stratosfer di mana terjadi penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan di atas stratosfer disebut MESOSFER. TERMOSFER berada di atas mesosfer. Gas-gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam termosfer yang disebut IONOSFER. Bagian terluar atmosfer bumi membentang dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan EKSOSFER. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 319-322)

Jika kita hitung jumlah lapisan yang dinyatakan dalam sumber ilmiah tersebut, kita ketahui bahwa atmosfer tepat terdiri atas tujuh lapis, seperti dinyatakan dalam ayat tersebut.

1. Troposfer
2. Stratosfer
3. Ozonosfer
4. Mesosfer
5. Termosfer
6. Ionosfer
7. Eksosfer

Keajaiban penting lain dalam hal ini disebutkan dalam surat Fushshilat ayat ke-12, "… Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya." Dengan kata lain, Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia memberikan kepada setiap langit tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana dapat dipahami, tiap-tiap lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi. Setiap lapisan memiliki fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan terhadap radiasi sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan gelombang radio hingga perlindungan terhadap dampak meteor yang berbahaya.

Salah satu fungsi ini, misalnya, dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:

Atmosfir bumi memiliki 7 lapisan. Lapisan terendah dinamakan troposfir. Hujan, salju, dan angin hanya terjadi pada troposfir.

Adalah sebuah keajaiban besar bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih abad ke-20, secara jelas dinyatakan oleh Al Qur’an 1.400 tahun yang lalu.
Dengan perpanjangannya yang menghujam jauh ke dalam maupun ke atas permukaan bumi, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi yang berbeda, layaknya pasak. Kerak bumi terdiri atas lempengan-lempengan yang senantiasa dalam keadaan bergerak. Fungsi pasak dari gunung ini mencegah guncangan dengan cara memancangkan kerak bumi yang memiliki struktur sangat mudah bergerak.

Al Qur’an mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologis penting dari gunung.

"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)

Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi.

Kenyataan ini tidaklah diketahui oleh siapapun di masa ketika Al Qur’an diturunkan. Nyatanya, hal ini baru saja terungkap sebagai hasil penemuan geologi modern.

Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.

Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut:

Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. (General Science, Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 305)

Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai "pasak":

"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?" (Al Qur'an, 78:6-7)

Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu.

Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut:

Isostasi: kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. (Webster's New Twentieth Century Dictionary, 2nd. edition "Isostasy", New York, s. 975)

Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah.

"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)
Gambar di samping memperlihatkan tahap-tahap pembentukan gelombang air. Gelombang air terbentuk ketika angin meniup permukaan air. Akibat pengaruh angin ini, pertikel-partikel air mulai bergerak melingkar. Pergerakan ini kemudian mendorong terbentuknya gelombang air yang silih berganti, dan butiran-butiran air kemudian terbentuk oleh gelombang ini yang kemudian tersebar dan beterbangan di udara.

Dalam sebuah ayat Al Qur’an disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan terbentuknya hujan karenanya.

"Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya." (Al Qur'an, 15:22)

Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan. Namun penemuan ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran "mengawinkan" dari angin dalam pembentukan hujan.

Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi sebagaimana berikut:

Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer. Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun di sekitar partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan.

Sebagaimana terlihat, angin “mengawinkan” uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang di bawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan.

Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah terbentuk dan hujanpun tidak akan pernah terjadi.

Hal terpenting di sini adalah bahwa peran utama dari angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam sebuah ayat Al Qur’an, pada saat orang hanya mengetahui sedikit saja tentang fenomena alam.
Terdapat gelombang besar, arus kuat, dan gelombang pasang di Laut Tengah dan Samudra Atlantik. Air Laut Tengah memasuki Samudra Atlantik melalui selat Jibraltar. Namun suhu, kadar garam, dan kerapatan air laut di kedua tempat ini tidak berubah karena adanya penghalang yang memisahkan keduanya.

Salah satu di antara sekian sifat lautan yang baru-baru ini ditemukan adalah berkaitan dengan ayat Al Qur’an sebagai berikut:

"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tak dapat dilampaui oleh masing-masing." (Al Qur'an, 55:19-20)

Sifat lautan yang saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama lain ini telah ditemukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya fisika yang dinamakan "tegangan permukaan", air dari laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka. (Davis, Richard A., Jr. 1972, Principles of Oceanography, Don Mills, Ontario, Addison-Wesley Publishing, s. 92-93.)

Sisi menarik dari hal ini adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai fisika, tegangan permukaan, ataupun ilmu kelautan, hal ini dinyatakan dalam Al Qur’an.
Pengukuran yang dilakukan dengan teknologi masa kini berhasil mengungkapkan bahwa antara 3 hingga 30% sinar matahari dipantulkan oleh permukaan laut. Jadi, hampir semua tujuh warna yang menyusun spektrum sinar matahari diserap satu demi satu ketika menembus permukaan lautan hingga kedalaman 200 meter, kecuali sinar biru (lihat gambar di samping). Di bawah kedalaman 1000 meter, tidak dijumpai sinar apa pun. (lihat gambar atas). Fakta ilmiah ini telah disebutkan dalam ayat ke-40 surat An Nuur sekitar 1400 tahun yang lalu.

"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun." (Al Qur'an, 24:40)

Keadaan umum tentang lautan yang dalam dijelaskan dalam buku berjudul Oceans:

Kegelapan dalam lautan dan samudra yang dalam dijumpai pada kedalaman 200 meter atau lebih. Pada kedalaman ini, hampir tidak dijumpai cahaya. Di bawah kedalaman 1000 meter, tidak terdapat cahaya sama sekali. (Elder, Danny; and John Pernetta, 1991, Oceans, London, Mitchell Beazley Publishers, s. 27)

Kini, kita telah mengetahui tentang keadaan umum lautan tersebut, ciri-ciri makhluk hidup yang ada di dalamnya, kadar garamnya, serta jumlah air, luas permukaan dan kedalamannya. Kapal selam dan perangkat khusus yang dikembangkan menggunakan teknologi modern, memungkinkan para ilmuwan untuk mendapatkan informasi ini.

Manusia tak mampu menyelam pada kedalaman di bawah 40 meter tanpa bantuan peralatan khusus. Mereka tak mampu bertahan hidup di bagian samudra yang dalam nan gelap, seperti pada kedalaman 200 meter. Karena alasan inilah, para ilmuwan hanya baru-baru ini saja mampu menemukan informasi sangat rinci tersebut tentang kelautan. Namun, pernyataan "gelap gulita di lautan yang dalam" digunakan dalam surat An Nuur 1400 tahun lalu. Ini sudah pasti salah satu keajaiban Al Qur’an, sebab infomasi ini dinyatakan di saat belum ada perangkat yang memungkinkan manusia untuk menyelam di kedalaman samudra.

Selain itu, pernyataan di ayat ke-40 surat An Nuur : "Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan…" mengarahkan perhatian kita pada satu keajaiban Al Qur’an yang lain.

Para ilmuwan baru-baru ini menemukan keberadaan gelombang di dasar lautan, yang "terjadi pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut yang memiliki kerapatan atau massa jenis yang berbeda." Gelombang yang dinamakan gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di kedalaman lautan dan samudra dikarenakan pada kedalaman ini air laut memiliki massa jenis lebih tinggi dibanding lapisan air di atasnya. Gelombang internal memiliki sifat seperti gelombang permukaan. Gelombang ini dapat pecah, persis sebagaimana gelombang permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat oleh mata manusia, tapi keberadaannya dapat dikenali dengan mempelajari suhu atau perubahan kadar garam di tempat-tempat tertentu. (Gross, M. Grant; 1993, Oceanography, a View of Earth, 6. edition, Englewood Cliffs, Prentice-Hall Inc., s. 205)

Pernyataan-pernyataan dalam Al Qur'an benar-benar bersesuaian dengan penjelasan di atas. Tanpa adanya penelitian, seseorang hanya mampu melihat gelombang di permukaan laut. Mustahil seseorang mampu mengamati keberadaan gelombang internal di dasar laut. Akan tetapi, dalam surat An Nuur, Allah mengarahkan perhatian kita pada jenis gelombang yang terdapat di kedalaman samudra. Sungguh, fakta yang baru saja diketemukan para ilmuwan ini memperlihatkan sekali lagi bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.

Fakta lain yang diberikan dalam Al Qur’an mengenai hujan adalah bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam Surat Az Zukhruf sebagai berikut;

"Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (Al Qur'an, 43:11)

Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 trilyun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun. Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut "ukuran atau kadar" tertentu. Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini. Bahkan sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini.

Per tahunnya, air hujan yang menguap dan turun kembali ke Bumi dalam bentuk hujan berjumlah "tetap": yakni 513 triliun ton. Jumlah yang tetap ini dinyatakan dalam Al Qur'an dengan menggunakan istilah "menurunkan air dari langit menurut kadar". Tetapnya jumlah ini sangatlah penting bagi keberlangsungan keseimbangan ekologi dan, tentu saja, kelangsungan kehidupan ini.

Bahkan satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan dalam Al Qur’an.

Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan hujan.

Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat.

Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan, "Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)

Gambar di samping memperlihatkan butiran-butiran air yang lepas ke udara. Ini adalah tahap pertama dalam proses pembentukan hujan. Setelah itu, butiran-butiran air dalam awan yang baru saja terbentuk akan melayang di udara untuk kemudian menebal, menjadi jenuh, dan turun sebagai hujan. Seluruh tahapan ini disebutkan dalam Al Qur'an.

Kini, mari kita amati tiga tahap yang disebutkan dalam ayat ini.

TAHAP KE-1: "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."

Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap air".

TAHAP KE-2: “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."

Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diameter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.

TAHAP KE-3: "...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya..."

Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel-partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.

Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan:

"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (Al Qur'an, 24:43)

Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula. Tahap-tahap pembentukan kumulonimbus, sejenis awan hujan, adalah sebagai berikut:

TAHAP - 1, Pergerakan awan oleh angin: Awan-awan dibawa, dengan kata lain, ditiup oleh angin.

TAHAP - 2, Pembentukan awan yang lebih besar: Kemudian awan-awan kecil (awan kumulus) yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar.

TAHAP - 3, Pembentukan awan yang bertumpang tindih: Ketika awan-awan kecil saling bertemu dan bergabung membentuk awan yang lebih besar, gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya meningkat. Gerakan udara vertikal ini lebih kuat di bagian tengah dibandingkan di bagian tepinya. Gerakan udara ini menyebabkan gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal, sehingga menyebabkan awan saling bertindih-tindih. Membesarnya awan secara vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut mencapai wilayah-wilayah atmosfir yang bersuhu lebih dingin, di mana butiran-butiran air dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin membesar. Ketika butiran air dan es ini telah menjadi berat sehingga tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal, mereka mulai lepas dari awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dsb. (Anthes, Richard A.; John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981, The Atmosphere, s. 269; Millers, Albert; and Jack C. Thompson, 1975, Elements of Meteorology, s. 141-142)

Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit, komputer, dsb. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.
Dalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus bergerak.

"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Qur'an, 27:88)

Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.

Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.

Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.

Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.

Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:

Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)

Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah "continental drift" atau "gerakan mengapung dari benua" untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)

Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
"Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka." (Al Qur'an, 96:15-16)

Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak KitaUngkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" dalam ayat di atas sungguh menarik.

Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu 60 tahun terakhir, sedangkan Al Qur'an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu.

Jika kita lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan daerah frontal cerebrum (otak besar). Buku berjudul Essentials of Anatomy and Physiology, yang berisi temuan-temuan terakhir hasil penelitian tentang fungsi bagian ini, menyatakan:Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak KitaDorongan dan hasrat untuk merencanakan dan memulai gerakan terjadi di bagian depan lobi frontal, dan bagian prefrontal. Ini adalah daerah korteks asosiasi. (Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211; Noback, Charles R.; N. L. Strominger; and R. J. Demarest, 1991, The Human Nervous System, Introduction and Review, 4. edition, Philadelphia, Lea & Febiger , s. 410-411)

Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak KitaBuku tersebut juga mengatakan: Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak KitaBerkaitan dengan keterlibatannya dalam membangkitkan dorongan, daerah prefrontal juga diyakini sebagai pusat fungsional bagi perilaku menyerang. (Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211)

Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita. Jadi, daerah cerebrum ini juga bertugas merencanakan, memberi dorongan, dan memulai perilaku baik dan buruk, dan bertanggung jawab atas perkataan benar dan dusta.

Bagian Otak yang Mengendalikan Gerak Kita. Jelas bahwa ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" benar-benar merujuk pada penjelasan di atas. Fakta yang hanya dapat diketahui para ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam Al Qur'an sejak dulu.

Terdapat banyak pokok persoalan yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang mengundang manusia untuk beriman. Kadang-kadang langit, kadang-kadang hewan, dan kadang-kadang tanaman ditunjukkan sebagai bukti bagi manusia oleh Allah. Dalam banyak ayat, orang-orang diseru untuk mengalihkan perhatian mereka ke arah proses terciptanya mereka sendiri. Mereka sering diingatkan bagaimana manusia sampai ke bumi, tahap-tahap mana yang telah kita lalui, dan apa bahan dasarnya:

"Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah kamu perhatikan (benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang menciptakannya?" (Al Qur'an, 56:57-59)

Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut:

  1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya(spermazoa).

  2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.

  3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.

  4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.

Orang-orang yang hidup pada zaman kala Al Qur'an diturunkan, pasti mengetahui bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan dengan mani laki-laki yang terpancar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi lahir sesudah jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang gamblang dan tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi, sedikit informasi yang dikutip di atas itu berada jauh di luar pengertian orang-orang yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu pengetahuan abad ke-20.

Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur'an :

"Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?" (Al Qur'an, 75:36-37)

Seperti yang telah kita amati, Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat dari mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil darinya. Bahwa tekanan khusus dalam pernyataan ini mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal dari Ilahi.

Pada gambar di samping, kita saksikan air mani yang dipancarkan ke rahim. Dari keseluruhan sperma berjumlah sekitar 250 juta yang dipancarkan dari tubuh pria, hanya sedikit sekali yang berhasil mencapai sel telur. Sperma yang akan membuahi sel telur hanyalah satu dari seribu sperma yang mampu bertahan hidup. Fakta bahwa manusia tidak diciptakan dengan menggunakan keseluruhan air mani, tapi hanya sebagian kecil darinya, dinyatakan dalam Al Qur'an dengan ungkapan, "setetes mani yang ditumpahkan".