Menguji Keimanan
Musibah demi musibah terus mendera bangsa dan negara ini. Terakhir menimpa  rakyat Aceh. Diperkirakan gempa dan tsunami telah merenggut nyawa lebih dari 80  ribu orang. Lalu, bagaimanakah kita menyikapi musibah?
Agama mengajarkan  agar kita mengambil hikmah dari musibah. Pertama, untuk menguji keimanan (QS 29:  2-3). Sebab, seorang yang mengaku beriman kepada Allah belum tentu  sungguh-sungguh beriman. Karenanya, Allah perlu menguji mereka yang mengaku  beriman dengan sesuatu, misalnya, berupa banjir bandang, tanah longsor, gempa  bumi, dan gelombang tsunami. Jika mereka tetap sabar dan istiqamah di jalan  Allah, berarti mereka itulah orang yang sungguh beriman. Mereka akan mendapat  kabar gembira berupa surga dan kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya. (QS  41:30).
Kedua, sebagai peringatan kepada umat manusia agar mereka mau  kembali ke jalan yang benar (QS 30:41). Allah SWT menegaskan, berbagai musibah  terjadi di muka bumi adalah karena ulah manusia itu sendiri (QS 30: 41). Dalam  hadis riwayat Al-Hakim dijelaskan, apabila umat Muhammad SAW melakukan berbagai  kemungkaran dan kemaksiatan maka akan datang kepada mereka bencana berupa gempa  bumi, kekeringan, dan penyakit-penyakit yang berbahaya. Musibah dahsyat semoga  menyadarkan manusia kembali ke jalan-Nya.
Ketiga, adanya musibah untuk  menunjukkan bahwa manusia sesungguhnya makhluk sangat lemah di hadapan Allah.  Kesadaran ini perlu terus ditumbuhkan karena manusia berkecenderungan merasa  adigang, adigung, dan adiguna (paling kuat, paling besar, dan paling berguna)  sehingga sombong. Kesombongan inilah yang menyebabkan kita sering menolak  kebenaran dan meremehkan orang lain. Firman Allah SWT, ''Dan janganlah kamu  berjalan di muka bumi dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak  dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.''  (QS 17: 37).
Keempat, dengan musibah-musibah tersebut Allah SWT  barangkali ingin mengambil sebagian hambanya sebagai syuhada. Sekalipun Dia  mengutuk manusia dengan bencana, tetapi orang-orang mukmin yang ikut terkena  musibah jika bersabar akan mendapat pahala besar. Sebaliknya, bagi yang  meninggal dunia mereka adalah syuhada (QS 3: 140).
Kelima, Allah ingin  menguji kesalehan sosial para hamba-Nya yang tidak terkena musibah, apakah  mereka terketuk hatinya untuk membantu saudara-saudara mereka yang sedang  menderita atau tidak. ''Perumpamaan orang mukmin terhadap orang mukmin yang lain  adalah seumpama badan, jika salah satu anggota badan sakit maka seluruh jasad  ikut merasakan sakit hingga merasa demam.'' (HR Bukhari dan Muslim). 
Kemudian yang keenam, gempa bumi yang terjadi baru-baru ini sesungguhnya  memperkuat keyakinan bahwa hari kiamat pasti akan terjadi (QS 56:1-7). Ini agar  umat manusia sadar akan adanya kehidupan hakiki di hari akhir, lalu mereka mau  berjuang membela kebenaran di muka bumi untuk kebahagiaan di hari akhir.

0 komentar for "Menguji Keimanan"