Meyakini Janji Allah
Dalam kitab Hayatus Shahabat karangan Syaikh Yusuf Kandahlawi, diceritakan bahwa  setelah perjanjian Hudaibiyah antara kaum Muslim dengan pihak kafir Quraisy  Makkah disetujui, sahabat Umar ibn Khaththab merasa keberatan. Menurutnya,  butir-butir perjanjian Hudaibiyah tersebut sangat merugikan pihak kaum Muslim. 
Umar ibn Khaththab dengan perasaan sedih mendatangi Rasulullah SAW, dan  berkata: "Bukankah engkau utusan Allah?" Nabi SAW menjawab, "Benar". Umar  bertanya lagi, "Bukankah kita berada di pihak yang benar sedangkan pihak musuh  kita berada di pihak yang salah?" Nabi SAW menjawab, "Benar". Umar melanjutkan  pertanyaannya lagi, "Lalu, mengapa engkau memberikan kehinaan pada agama kita?" 
Mendengar kata-kata tersebut, Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya aku  adalah Rasulullah. Aku tidak akan melanggar (aturan/perintah) Allah, karena  Allah adalah pelindungku". Umar bertanya lagi, "Bukankah engkau telah mengatakan  bahwa aku akan melakukan tawaf pada tahun ini?" Nabi SAW menjawab, "Tidak".  Kemudian Rasulullah SAW melanjutkan kata-katanya, "Umar, engkau pasti akan  sampai juga di Ka'bah dan melakukan tawaf".
Karena belum puas, Umar ibn  Khaththab lalu menemui Abu Bakar dan berkata, "Abu Bakar, bukankah Nabi kita itu  benar?" Abu Bakar menjawab, "Tentu saja". Umar bertanya lagi, "Bukankah agama  kita benar?" Abu Bakar menjawab, "Ya, Benar". Umar melanjutkan lagi, "Jika  demikian, mengapa beliau memberikan noda pada agama kita?" Mendengar hal itu,  Abu Bakar menjawab dengan tegas, "Wahai manusia, sesungguhnya beliau adalah  Rasulullah, tidak akan melanggar perintah-Nya sedikitpun. Allah adalah  pelindungnya. Karena itu, taatilah perintahnya. Sesungguhnya beliau berada di  atas kebenaran". Lalu, Umar bertanya lagi, "Bukankah beliau memberikan janji  kepada kita untuk melakukan tawaf?" Abu Bakar balik bertanya, "Apakah beliau  berjanji melakukannya pada tahun ini?" Umar menjawab, "Tidak". Abu Bakar berkata  lagi, "Engkau akan sampai juga ke kota Makkah dan akan melakukan tawaf di  sekeliling Ka'bah".
Sepulangnya kaum Muslim dari Hudaibiyah, Rasulullah  SAW menerima wahyu yang artinya; "Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada  rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa  sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah, dalam keadaan  aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedangkan kamu tidak  merasa takut. Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui dan Dia memberikan  sebelum itu kemenangan yang dekat." (al-Fath: 27).
Belum genap setahun  perjanjian Hudaibiyah, kaum Muslimin telah menaklukkan Makkah dengan aman.  Sehingga bisa berhaji dan umrah dengan aman pula. Nah, apakah kita kaum Muslimin  masih sanksi atau ragu terhadap janji Allah yang akan memenangkan Islam dan kaum  Mukmin atas seluruh agama, sistem, maupun ideology kufur lainnya buatan manusia  (al-Fath; 28). Sebagaimana Allah memenangkan pasukan Islam pimpinan Muhammad al  Fatih, menaklukkan Konstantinopel/Istanbul 700 tahun setelah Rasulullah  mengatakannya. Sekarang,tinggal bagaimana konsistensi kita dalam dakwah.  Pastilah janji Allah benar belaka.

0 komentar for "Meyakini Janji Allah"