'Segitiga Bermuda' Danau Poyang China
Lebih  dari 200 perahu tenggelam di perairan tersebut  selama 30 tahun. 1.600  orang dinyatakan hilang dan sekitar 30 korban  mengalami sakit mental. 
Segitiga  Bermuda ini  terletak di utara Danau Poyang, Wilayah Duchang, Provinsi  Jiangxi.  Disebelah utara danau tersebut terdapat kuil yang disebut kuil  Laoye.  Oleh sebab itu penduduk setempat menyebut perairan itu sebagai  perairan  kuil Laoye.
Di  antara kapal yang hilang di wilayah  itu, salah satunya ada yang  berbobot 2.000 ton. Peristiwa ini terjadi  pada 3 Agustus 1985 bersama  13 kapal dan perahu lain yang mengalami  musibah di perairan tersebut.  Yang menjadi misteri adalah kapal itu  tidak dapat ditemukan meskipun  telah dilakukan upaya-upaya pencarian  secara maksimal.
Badai Dapat Terjadi Kapan Saja
Menurut   sejumlah laporan media, banyak nelayan setempat berdoa dengan membakar   dupa atau mengadakan upacara sebelum mereka melakukan perjalanan di   perairan itu.
'Badai  dapat menghantam setiap  saat,' ujar Zhang Xiaojin (50), yang telah  menjadi nelayan di perairan  kuil Laoye selama 20 tahun. Dia dan nelayan  lainnya selalu berhati-hati  dengan mengamati setiap perubahan kecil di  danau tersebut, seberapapun  jauhnya mereka memasuki danau itu.
'Saya  teringat,  pada suatu hari di musim dingin tahun 2001, kami berada di  tengah  danau. Awalnya semua terlihat baik-baik saja, namun tiba-tiba  cuaca  berubah secara mendadak. Gelombang menjadi begitu dahsyat,  sehingga  seluruh kapal mencoba merapat ke tepi danau,' ujar Wang  Fangren, seorang  yang telah berpengalaman berlayar selama 50 tahun.
'Salah satu perahu pengangkut pasir tiba-tiba tenggelam.'
Menurut   Wang, biasanya terdapat tanda-tanda sebelum badai dahsyat menghantam.   Namun badai di perairan kuil Laoye selalu datang tiba-tiba.
'Badai biasanya berlangsung sekitar 20 menit dan normal kembali seolah tidak pernah terjadi apapun,' ujarnya.
Pada 16 April 1945, sebuah kapal Jepang tenggelam di perairan kuil Laoye. Tak satupun dari 20 awaknya selamat.
Setelah  itu Jepang mengirim tim penyelamat bawah air. Hanya satu orang  yang  dapat kembali dan sisanya menghilang tanpa bekas. Orang yang  selamat  ini terlihat ketakutan, setelah dia menanggalkan pakaian  renangnya, dia  hilang ingatan.
Kemudian,  sebuah  misi penyelamatan dilakukan selama beberapa bulan, namun tidak  ada  apapun yang dapat ditemukan dan beberapa penyelam Amerika-pun juga  turut  lenyap tanpa bekas.
Han  Lixian, salah seorang  penduduk kota Duchang mengatakan, 'Pada tahun  1977, orang-orang di  wilayah ini membangun tiga bendungan, salah  satunya dibangun dekat  perairan kuil Laoye. Suatu malam bendungan  dengan panjang 2.000 kaki,  lebar 165 kaki dan dengan ketinggian 16  meter di atas air itu, tenggelam  tanpa gemuruh sedikitpun.'
Angin Aneh
Beberapa   waktu lalu, seorang wartawan dari Harian Jiangxi pergi ke perairan  kuil  Laoye bersama sejumlah ilmuwan. Ketika dia berdiri di kuil Laoye,  dia  merasakan angin kencang bertiup dari arah selatan menuju utara.  Namun  ketika dia melihat air, percikannya terlihat bertiup dari arah  utara ke  selatan. Tampaknya angin sedang bertiup dari dua arah yang  berlawanan.
Kemudian,   ketika angin bertiup kencang, percikan air di danau tidak membentuk   garis lurus namun dalam bentuk 'V'. Angin aneh dan percikan ini membuat   sulit bagi nelayan untuk memberi tahu arah
Perahu-Perahu Jungkir-balik Tanpa Terlihat Ombak maupun Angin
Bagaimanapun,   orang percaya bahwa angin aneh ini yang membuat perairan ini menjadi   berbahaya. Jin, kepala biara kuil Laoye, mengatakan bahwa pada 5 Maret   lalu, saat cuaca cerah, sebuah kapal berbobot 1.000 ton, terbalik   diperairan tersebut. Tidak ada yang mengetahui apa penyebabnya.
Dalam   pandangan peduduk setempat, ada sebuah legenda yang dapat menjelaskan   apa yang sebenarnya terjadi. Ketika Zhu Yuanzhang, pendiri Dinasti Yuan   mengobarkan perang terhadap pesaingnya Chen Youliang dekat danau  Poyang,  Zhu kalah dan mundur ke tepi danau. Tidak ada perahu di danau  itu,  namun seekor kura-kura raksasa muncul dan membantu Zhu  menyeberangi  danau tersebut.
Setelah  Zhu menjadi kaisar, dia  menjadikan kura-kura sebagai jenderal dan  membangun kuil Laoye dekat  danau itu untuk mengenang kura-kura  tersebut. Penduduk setempat yakin  bahwa roh penyu itulah yang telah  mengganggu para nelayan.
Seorang pakar setempat mengatakan kepada media bahwa mereka telah menemukan apa yang menyebabkan perairan tersebut berbahaya.
'Sebuah   gambar infra merah menunjukkan bahwa terdapat tebing pasir dengan   ketinggian sekitar 6.600, melintang dari timur ke barat, di bawah   perairan kuil Laoye. Hal inilah yang mengakibatkan terciptanya pusaran   air di bawah danau. Pusaran ini sangat memungkinkan menarik dan   menenggelamkan kapal dan sejumlah perahu,' ujar laporan tersebut.
Namun, teori ini belum dapat menjelaskan mengapa bangkai-bangkai kapal yang tenggelam tidak pernah ditemukan. 

0 komentar for "'Segitiga Bermuda' Danau Poyang China"