Tiga Perkara yang Menjerumuskan

Ada tiga keadaan yang membuat Iblis beserta bala tentaranya akan efektif menguasai manusia. Yaitu saat marah, saat berkecamuknya peperangan, dan saat berduaan dengan wanita yang bukan muhrim (apalagi kalau kita suka padanya).

Dikisahkan dari Ibnu Umar bahwa suatu ketika Iblis datang kepada Nabi Musa AS. Ia berkata, "Wahai Musa, engkau telah dipilih Allah dengan risalah-Nya, dan Allah telah berbicara padamu: "Wa kallamallahu Musa takliimaan". Aku ini makhluk Allah juga. Aku ingin bertaubat. Karena itu, mohonkanlah syafa'at untukku agar Allah mengampuniku".

Nabi Musa kemudian berdoa pada Allah. Maka Allah berfirman, "Wahai Musa, Aku penuhi permintaanmu. Tapi, katakan pada Iblis agar dia bersujud pada kuburan Adan terlebih dahulu". Setelah itu, Musa memberitahukan apa yang difirmankan Allah kepadanya. Bagaimana reaksi Iblis? Dia marah besar dan berkata, "Dulu, ketika Adam masih hidup, aku tidak mau bersujud kepadanya. Mana mungkin aku harus bersujud kepadanya setelah ia mati?" Karena sikapnya tersebut, Iblis tidak mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

Setelah itu Iblis berkata pada Musa, "Musa aku berutang budi padamu. Engkau telah memintakan ampun pada Allah untukku. Sekarang aku akan memberikan nasihat padamu. Ingatlah aku dalam tiga keadaan, agar aku tidak membinasakanmu. Pertama, kalau engkau marah, ingatlah aku. Karena, saat engkau marah, ruhku berada dalam hatimu dan mataku berada dalam matamu. Kedua, ingatlah aku ketika engkau menghadapi peperangan. Aku datangi anak Adam. Aku ingatkan dia tentang anaknya, istrinya, dan keluarganya sehingga ia meninggalkan medan perang. Dan ketiga, hindarilah berduaan dengan seorang perempuan yang bukan muhrim-mu. Ketahuilah, pada saat itu aku akan menjadi utusanmu untuknya, dan menjadi utusannya untukmu".

Dalam banyak riwayat terungkap bahwa zaman dulu, Iblis sering kali menemui orang-orang saleh, terutama para nabi, untuk berdialog dengan mereka. Dari pertemuan tersebut, sering kali terlontar "kata-kata hikmah" dari Iblis berkaitan dengan strateginya dalam menjerumuskan manusia. Untuk zaman sekarang, biasanya Iblis (di sini disebut setan sebagai penerusnya) tidak langsung berhadapan, tapi langsung masuk ke dalam diri kita.

Dari kisah tersebut, ada tiga keadaan yang membuat Iblis beserta bala tentaranya akan efektif menguasai manusia. Yaitu saat marah, saat berkecamuknya peperangan, dan saat berduaan dengan wanita yang bukan muhrim (apalagi kalau kita suka padanya).

Hal ini sangat logis, karena dalam tiga situasi tersebut, kondisi psikologis seseorang sangat labil. Sehingga seseorang berpotensi untuk bertindak di luar kendali "akal sehatnya". Pada saat marah, setan akan membangkitkan nafsu amarah di dalam hati, hingga seluruh kejelekan bisa masuk ke dalam diri kita. "Marah adalah kunci dari segala keburukan dan kejahatan," demikian Imam Ja'far As Shiddiq mengungkapkan.

Sebuah riwayat menyebutkan pula bahwa Iblis datang menampakkan diri di hadapan seorang rahib. Sang rahib lalu bertanya, "Akhlak manusia yang mana yang banyak membantumu?". Iblis menjawab, "Marah. Sungguh, pada waktu marah, saya permainkan ia, bagaikan anak kecil membolak-balikan permainkan bola". Demikian berbahayanya amarah yang diperturutkan, hingga Rasul berpesan, "Hindarilah kemarahan, karena ia merupakan bara yang dinyalakan di dalam hati anak Adam".

Rasul pun menjanjikan derajat tinggi bagi mereka yang mampu mengendalikan marah, "Barang siapa menahan marah padahal ia sanggup untuk melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya di atas kepala para makhluk (pada Hari Kiamat), hingga ia menyuruhnya untuk memilih bidadari manapun yang dikehendakinya".

Selain marah, setan akan "habis-habisan" menggelincirkan manusia tatkala ia berada di tengah berkecamuk pertempuran. Betapa tidak, saat berperang di jalan Allah, seorang pejuang menginjakkan satu kakinya di syurga dan satunya lagi di neraka. Karena itu, hanya ada dua pilihan yang akan muncul dalam benak seseorang: bertarung habis-habisan atau melarikan diri. Dalam kondisi antara hidup dan mati seperti itu, setan akan menghembuskan sikap kepengecutan pada diri seseorang.

Sikap pengecut dengan melarikan diri dari peperangan, adalah sikap yang teramat hina dalam Islam. Rasulullah SAW memasukannya ke dalam satu dari tujuh perkara yang membinasakan. Beliau bersabda, "Jauhilah tujuh hal yang menghancurkan, yaitu: berbuat syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri saat berkecamuknya perang melawan musuh, dan menuduh berbuat mesum atas wanita mukminah yang baik dan menjaga dirinya" (HR Bukhari Muslim).

Perangkap setan yang ketiga adalah nafsu syahwat kepada wanita. Saat kita berduaan dengan wanita yang bukan muhrim, setan akan menjadi penghubung antara kita dengan "si dia". Walau mulut tak bicara, tapi setan akan menghubungkan hati keduanya, hingga lahir getaran-getaran. Dan, syahwat inilah yang terus dibangkitkan setan sampai manusia tergelincir.

Kita bisa melihat fakta-fakta berikut. Menurut data BKKBN, sebanyak 1,6 juta wanita melakukan aborsi. Penelitian lain mencatat bahwa di Indonesia terjadi 2,5 juta aborsi setiap tahunnya, sebagiannya dilakukan oleh remaja (Pusat Informasi Keluarga Berkualitas).

Kemudian, sepertiga remaja putri di Wonosobo telah hamil di luar nikah (PKBI Wonosobo). Di Yogyakarta setiap bulan ada 30 anak kos yang hamil (PKBI Yogyakarta). Di Palembang tercatat 20 persen mahasiswi melakukan hubungan seks pranikah (PKBI Palembang). Di Surabaya, enam dari 10 gadis tidak perawan lagi (Dra Khofifah Indar Parawansa). Diperkirakan pula 20-15 persen remaja Indonesia pernah nge-seks sebelum nikah (Dr Boyke Dian Nugraha).

Sedangkan hasil survey yang dilakukan Chandi Salmon Conrad di Rumah Gaul Binaan Yayasan Pelita Ilmu Blok M menunjukkan bahwa 42 persen remaja menyatakan pernah melakukan hubungan seks di luar nikah, dan 52 persen di antaranya masih aktif. Di Jawa Barat terdapat 5,6 persen dari 8,7 juta remaja di Jabar telah melakukan seks bebas. Dinas Kesehatan Kota Bandung mencatat, dari 1.058 kasus yang masuk Konseling Kesehatan Remaja 22,7 persen atau sekitar 240 remaja telah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Sebagiannya sampai hamil (HU Pikiran Rakyat).

Andai kita runut, "bencana kemanusiaan" yang terjadi di lingkungan kita tersebut berawal dari tidak adanya hijab antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim. Karena itu, Allah SWT menganjurkan kita untuk selalu menjaga pandangan dan menghindari berdua-duaan atau khuluwat (QS 24: 30-31). Benar pula bila Rasulullah SAW menganjurkan kita agar selalu menaruh perhatian terhadap masalah ini. "Janganlah sekali-kali berdua-duaan antara seorang lelaki dan seorang perempuan atau berpergian dengannya melainkan disertai muhrimnya". Dalam ketiga kasus ini, kita layak "mempercayai" Iblis la'natullah 'alaih. Wallahu a'lam bish-shawab.

Related Post by Category



Posted by Toko Alifa on 20.20. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

0 komentar for "Tiga Perkara yang Menjerumuskan"

Leave a reply

Silahkan komentar jika artikel ini bermanfaat dan maaf komentar spam kami hapus