Ma'rifatul Islam

Muqadimah

Ketika Allah SWT menjadikan Islam sebagai jalan kehidupan bagi kaum muslimin, tentulah Allah SWT sudah mengetahui akan berbagai hal yang akan dihadapi oleh manusia (kaum muslimin) itu sendiri. Karena dengan Islam, Allah SWT menginginkan adanya penyelesaian dan kedamaian atas segala hal yang menimpa manusia dalam kehidupan mereka. Dan seperti itulah sesungguhnya profil Islam. Islam merupakan pegangan hidup manusia, yang mampu mengantarkan mereka pada kebahagiaan hakiki, baik dunia maupun akhirat, serta mampu mengentaskan segala problematika yang mereka hadapi. Bahkan tanpa Islam, umat manusia tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan abadi, lahir dan batin, baik dunia maupun akhirat.

Sejarah telah memperlihatkan kepada kita, betapa Islam mampu menjadi poros dunia yang memimpin serta menguasai peradaban dalam waktu yang relatif lama. Dan jika diperhatikan, kejayaan dan kemajuan Islam sangat identik dengan ke-komitmen-an mereka terhadap Islam. Demikian juga sebaliknya, ketika komitmen tersebut telah luntur, maka kejayaan Islam pun mulai pudar, seiring pudarnya keimanan kaum muslimin. Rasulullah SAW dalam sebuah hadistnya telah mengingatkan kepada kita :

"Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, yang kalian tidak akan pernah tersesat selagi masih berpegang teguh pada keduanya, yaitu kitabullah (Al-Qur'an) dan sunah nabinya (al-Hadist)." (HR. Imam Malik)

Kemunduran kaum muslimin juga merupakan bagian dari 'kesesatan' sebagaimana yang digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadist di atas. Karena dalam kondisi mundur, akan sangat mudah bagi musuh-musuh Islam untuk melancarkan berbagai hujaman dan serangan kepada Islam, baik berbentuk politik, ekonomi, militer, pendidikan dan sebagainya, sebagaimana yang terjadi sekarang ini.

Kemudian, kemunduran seperti ini pun disebabkan oleh mengendurnya komitmen kaum muslimin terhadap Islam. Untuk itulah, perlu kiranya bagi kita untuk mengkaji ulang hakekat dienul Islam secara utuh dan menyeluruh agar kita dapat kembali meraih kejayaan yang telah hilang dari tangan kita.


Mengenal Islam

Dari segi bahasa Islam berasal dari kata aslama yang berakar kata salama. Kata Islam merupakan bentuk masdhar (infinitif) dari kata aslama ini.

Ditinjau dari segi bahasanya yang dikaitkan dengan asal katanya, Islam memeiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah :

1. Berasal dari kata salim yang berarti damai.

Dalam Al-Qur'an Allah berfirman :

"Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS. Al-Anfaal [8]:61)

Kata 'salm' dalam ayat tersebut di atas, memiliki arti damai atau perdamaian. Arti ini sekaligus menggambarkan salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia pada perdamaian.

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman :

"Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah, jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil". (QS. Al-Hujuraat [49]:9)

Sebagai salah satu bukti bahwa Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi perdamaian adalah bahwa Islam baru memperbolehkan kaum muslimin berperang jika mereka diperangi oleh musuh-musuhnya. Dalam Al-Qur'an Allah berfirman :

"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu". (QS.Al-Hajj[22]:39)


2. Berasal dari kata aslama yang berarti menyerah.

Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang secara ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT. Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah SWT perintahkan serta menjauhi segala larangan-Nya. Menunjukkan makna penyerahan ini, Allah SWT berfirman :

"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus. Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya". (QS.An-Nisa [4]:125)

Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita diminta oleh Allah SWT untuk menyerahkan seluruh jiwa dan raga kita hanya kepada-Nya, dalam ayat lain Allah SWT berfirman :

"Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam". (QS.Al-An'aam [6]:162)

Karena sesungguhnya, jika kita renungkan bahwa seluruh mahluk Allah SWT, baik yang ada di bumi maupun di langit, mereka semua memasrahkan dirinya kepada Allah SWT, dengan mengikuti sunatullah-Nya, Allah SWT berfirman :

"Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan". (QS. 'Ali Imran [3]:83)

Oleh karena itulah, sebagai seorang muslim, hendaknya kita menyerahkan diri kita kepada aturan Islam dan juga kepada kehendak Allah SWT. Karena insya Allah dengan demikian akan menjadikan hati kita tentram, damai dan tenang (baca : mutma'inah).

3. Berasal dari kata istaslama-mutaslimun yang berarti penyerahan total kepada Allah SWT

Allah SWT berfirman :

"Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri" (QS. Ash-Shaaffaat [37]:26)

Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atasnya (poin dua). Karena sebagai seorang muslim, kita benar-benar diminta untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raga serta atau apapun yang kita miliki, hanya pada Allah SWT. Dimensi atau bentuk-bentuk penyerahan diri secara total kepada Allah adalah seperti dalam setiap gerak-gerik, pemikiran, tingkah laku, pekerjaan, kesenangan, kesusahan, kesedihan, dan lain sebagainya hanya kepada Allah SWT. Termasuk juga berbagai sisi kehidupan yang bersinggungan dengan orang lain, seperti sisi politik, ekonomi, pendidikan, sosial, kebudayaan dan lain sebagainya, semuanya dilakukan hanya karena Allah dan menggunakan manhaj Allah SWT.

Allah SWT berfirman :

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu". (QS. Al-Baqarah [2]:208)

Masuk Islam secara keseluruhan, berarti menyerahkan diri secara total kepada Allah SWT, dalam melaksanakan segala hal yang diperintahkan dan dalam menjauhi segala yang dilarang-Nya.

4. Berasal dari kata 'salim' yang berarti bersih dan suci.

Mengenai makna ini, Allah berfirman :

"Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih"(QS. Asu'ara [26]:89)

Dalam ayat lain Allah mengatakan :

"(Ingatlah) ketika ia datang kepada Rabbnya dengan hati yang suci". (QS. As-Shaaffaat [37]:84)

Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci dan bersih, yang mampu menjadikan para pemeluknya untuk memiliki kebersihan dan kesucian jiwa yang dapat mengantarkannya pada kebahagaiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. Karena pada hakekatnya, ketika Allah SWT mensyariatkan berbagai ajaran Islam, adalah karena tujuan utamanya untuk mensucikan dan membersihkan jiwa manusia. Allah SWT berfirman :

"Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur". (QS. Al-Maidah [5]:6)

5. Berasal dari 'salam', yang berarti selamat dan sejahtera.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an :

"Berkata Ibrahim: Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku". (QS. Maryam [19]:47)

Maknanya adalah bahwa Islam merupakam agama yang senantiasa membawa umat manusia pada keselamatan dan kesejahteraan. Karena Islam memberikan kesejahteraan dan juga keselamatan dalam setiap insan. Sejarah telah membuktikan, betapa Khilafah Islamiyah (baca: pemerintahan Islam) sejak zaman Rasulullah SAW hingga akhir masa Turki Usmani, mampu membawa manusia, khususnya umat Islam, pada tingkat kemakmuran yang tinggi. Yang bahkan seringkali kemakmuran tersebut membawa pada 'kelupaan' mereka untuk komitmen dengan keislaman mereka.

Adapun dari segi istilah, Islam adalah ketundukkan seorang hamba pada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Rasulluah SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hokum, aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Definisi di atas memuat beberapa poin penting yang dilandasi dan didasari oleh ayat - ayat Al-Qur'an. Diantara poin-poinnya adalah :

1. Islam sebagai wahyu Ilahi

Mengenai hal ini Allah berfirman dalam Al-Qur'an :

"Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)" (QS. An-Najm [53]: 3-4)

2. Diturunkan kepada Nabi dan Rasul, khususnya Rasulullah SAW.

Membenarkan hal ini, Allah berfirman :

"Katakanlah: Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri" (QS. Ali Imran [3]:84)

3. Sebagai pedoman hidup

Allah berfirman :

"Al-Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini". (QS. Al-Jaatsiyah [45]:20)

4. Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW.

Allah berfirman :

"Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?" (QS. Al-Maidah [5]:49-50)

5. Membimbing manusia ke jalan yang lurus

Allah berfirman :

"Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa". (QS. Al-Anam [6]:153)

6. Menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Allah berfirman :

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS.An-Nahl [16]:97)

Keuniversalan Islam

Islam merupakan pedoman hidup yang universal, yang mencakup segala aspek kehidupan manusia, dalam semua dimensi waktu, tempat dan sisi kehidupan manusia.

1. Mencakup seluruh dimensi waktu.

Artinya bahwa Islam bukanlah adalah suatu agama yang diperuntukkan untuk umat manusia pada masa waktu tertentu, sebagaimana syariat para nabi dan rasul yang terdahulu. Namun Islam merupakan pedoman hidup yang abadi hingga akhir zaman. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an :

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam". (QS. Al-An-Biyaa' [21]:107)

Rahmat bagi sekalian alam artinya bagi seluruh mahluk Allah di muka bumi ini, sepanjang masa. Rasulullah SAW sendiri pun diutus sebagai nabi dan rasul terakhir yang ada di muka bumi ini, yang menyempurnakan syariat nabi-nabi terdahulu. Allah berfirman :

"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu". (QS. Al-Ahzaab [33]:40)

Sebagai nabi dan rasul terakhir berarti tidak akan ada lagi nabi dan rasul yang lain yang akan menasakh (menghapus) syariat yang dibawa oleh Rasulullah SAW, sebagaimana yang Rasulullah SAW lakukan terhadap syariat para nabi dan rasul yang lain. Hal ini juga menunjukkan bahwa risalah nabi Muhammad SAW merupakan risalah abadi hingga akhir zaman.

2. Mencakup seluruh dimensi ruang.

Maknanya adalah bahwa Islam merupakan pedoman hidup yang tidak dibatasi oleh batasan-batasan geografis tertentu, seperti hanya disyariatkan untuk suku atau bangsa tertentu. Namun Islam merupakan agama yang disyariatkan untuk seluruh umat manusia, dengan berbagai bangsa dan sukunya yang berbeda-beda. Allah SWT berfirman :

"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui" (QS. As-Sabaa' [34]:28)

Dari ayat diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Al-Qur'an tidak hanya diturunkan untuk orang Arab secara khusus, namun juga untuk orang Eropa, Russia, Asia, China, dsb. Al-Qur'an diturunkan sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia, tanpa terkecuali.

3. Mencakup semua sisi kehidupan manusia.

Maknanya adalah bahwa Islam merupakan pedoman hidup manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, dan tidak hanya agama yang mengatur peribadatan saja sebagaimana difahami oleh kebanyakan manusia pada saat ini. Sesungguhnya Islam mecakup seluruh aspek dan dimensi kehidupan manusia, diantaranya adalah :

  1. Peribadatan :
    "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku" (QS. Adz-Dzariyyat [51]:56)

  2. Akhlak (Etika/tatakrama/budi pekerti) :
    "Bahwasanya aku diutus untuk menyempurnakan kebaikan akhlak/moral". (HR. Ahmad)

  3. Ekonomi :
    "Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu" (QS. Al-Hasyir [59]:7)

  4. Politik :
    "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim" (QS. Al-Maidah [5]:51)

  5. Sosial :
    "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan". (QS. Al-Maidah [5]:2)

  6. Pendidikan :
    "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar" (QS. Lukman [31]:13)

Karakteristik Islam

Sebagai agama terakhir yang sempurna, Islam memiliki karakteristik (baca: khasa'ish) yang membedakannya dengan agama - agama yang terdahulu. Diantara karakteristik Islam tersebut adalah :
  1. Rabbaniyah.

    Karakter pertama dienul Islam adalah bahwa Islam merupakan agama yang bersifat robbaniyah, yaitu bahwa sumber ajaran Islam, pembuat syari'at dalam hokum (baca: perundang-undangan) dan manhajnya adalah Allah SWT, yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW, baik melalui Al-Qur'an maupun Assunah. Firman Allah :

    "Alif Laam Miim. Turunnya Al-Quran yang tidak ada keraguan padanya, (adalah) dari Rabb semesta alam. Tetapi mengapa mereka (orang-kafir) mengatakan: Dia Muhammad mengada-adakannya. Sebenarnya Al-Quran itu adalah kebenaran (yang datang) dari Rabbmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk". (QS. As-Sajdah [32]:3)

    Dengan karakteristik ini, Islam sangat berbeda dengan agama manapun di dunia.

  2. Syumuliyah/universal.

    Artinya bahwa karakteristik Islam adalah bahwa Islam merupakan agama yang universal, yang mencakup segala aspek kehidupan manusia. Menyentuh segenap dimensi, sepeti politik, ekonomi, pendidikan, kebudayaan, dsb. Mengatur manusia dari semenjak bangun tidur hingga tidur kembali ke perut bumi, dan demikian seterusnya. Perhatikan Firman Allah :

    "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu" (QS. Al-Baqarah [2]:208)

  3. Tawazun/seimbang.

    Karakter ketiga agama Islam adalah bahwa Islam merupakan agama yang tawazun (seimbang). Artinya Islam memeperhatikan aspek keseimbanagan dalam segala hal, antara dunia dan akhirat, antara fisik manusia dengan akal dan hatinya, demikian seterusnya. Pada intinya dengan tawazun ini Islam menginginkan tidak adanya 'ketertindasan' satu aspek lantaran ingin memenuhi atau memuaskan aspek lainnya, sebagaimana yang terdapat dalam agama lain. Seperti tidak menikah karena menjadi pemuka agamanya, atau meninggalkan dunia kerana ingin mendapatkan akhirat. Konsep Islam adalah bahwa seorang muslim yang baik adalah seorang muslim yang mampu menunaikan seluruh haknya secara maksimal dan merata. Hak terhadap Allah, terhadap dirinya sendir, terhadap istri dan anaknya, terhadap tetangganya dan demikian seterusnya.

  4. Insaniyah.

    Karakter yang keempat adalah bahwa Islam merupakan agama yang bersifat insaniyah. Artinya bahwa Islam memang Allah jadikan pedoman hidup bagi manusia yang sesuai dengan sifat dan unsur kemanusiaan. Islam bukan agama yang disyariatkan untuk malaikat atau jin, sehingga tidak kuat atau tidak mampu untuk melaksanakannya. Oleh karenanya Islam sangat menjaga aspek-aspek 'kefitrahan manusia' dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri.

    Sehingga dari sini, Islam tidak hanya agama yang seolah dikhususkan untuk para tokoh agamanya saja (baca:ulama). Namun dalam Islam semua pemeluknya dapat melaksanakan Islam secara maksimal dan sempurna. Bahkan bisa jadi, orang awam akan lebih tinggi derajatnya dihadapan Allah daripada seorang ahli agama. Karena dalam Islam yang menjadi standar adalah ketaqwaannya kepada Allah SWT.

  5. Al-adalah/keadilan.

    Karakteristik Islam berikutnya bahwa Islam, merupakan agama keadilan, yang memiliki konsep keadilan merata bagi seluruh umat manusia, termasuk bagi orang non muslim, bagi hewan, tumbuhan atau mahluk Allah yang lainnya. Keadilan merupakan inti dari ajaran Islam, apalagi jika itu menyangkut orang lain. Allah berfirman :

    "Berlaku adilah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" [QS. Al-Maidah [5]:8)

    Inilah beberapa karakteristik terpenting dari agama Islam. Diluar kelima karakteristik ini, sesungguhnya masih banyak karakteristik Islam lainnya. Kelima hal di atas hanyalah sebagai contoh saja.


Penutup

Inilah sekelumit mengenai Al-Islam, yang tidak lain dan tidak bukan adalah agama yang benar-benar bersumber dari Allah SWT, yang tidak ada keraguan sedikitpun mengenai kebenarannya. Islam merupakan agama sempurna yang menyempurnakan agama-agama terdahulu yang sudah banyak dikotori oleh campur tangan pemeluknya sendiri.

Tiada jalan bagi kita semua melainkan hanya menjadikan Islam sebagai pegangan hidup dalam segala hal, dalam beribadah, bermuamalah, berpolitik, berekonomi, berpendidikan, bersosial dan lain sebagainya. Kebahagiaan merupakan hal yang insya Allah akan dipetik, oleh mereka-mereka yang memiliki komitmen untuk melaksanakan Islam secara kaffah, sebagaimana para pendahulu-pendahulu kita. Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hamba Nya yang baik. Amin. Wallahu a'lam bishowab.

Related Post by Category



Posted by Toko Alifa on 18.39. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

0 komentar for "Ma'rifatul Islam"

Leave a reply

Silahkan komentar jika artikel ini bermanfaat dan maaf komentar spam kami hapus