Mengenang Kembali Peristiwa Woyla (Pembajakan Pesawat Garuda di Bangkok)
Mungkin sebagian dari kamu agak asing jika mendengar kata Woyla, adalah  sebuah peristiwa pembajakan pesawat Garuda Indonesia yang terjadi di  Bangkok Thailand, peristiwa tersebut juga yang mengangkat martabat  militer Indonesia dalam memerangi tindak kejahatan "luar biasa", bahkan  peristiwa tersebut sebenarnya sudah dipersiapkan pers dunia pada halaman  depan di setiap koran jika saja presiden Amerika saat itu Ronald Reagan  tidak ditembak.. berikut kilas baliknya..
Kronologi peristiwa
Sabtu pagi tanggal 28 maret 1981 pesawat garuda indonesia GA 206 terbang  dari bandara sipil talang betutu, Pembajakan bermula saat pesawat yang  dikemudikan Kapten Herman Rante baru saja terbang dari bandara Sipil  Talang Betutu, Palembang seusai transit untuk menuju Bandara Polonia,  Medan. Setelah lepas landas, dua penumpang bangkit dari tempat duduk  mereka, satu menuju ke kokpit dan menodongkan senjata. Satu lagi berdiri  di gang antara tempat-duduk pesawat. Pada pukul 10.10 pesawat tersebut  dikuasai oleh lima pembajak, semuanya bersenjata api.
Pembajak di kokpit memerintahkan pilot untuk terbang ke Kolombo, Sri  Lanka, namun pilot berkata bahwa pesawat tersebut tidak memiliki cukup  bahan bakar pesawat. Pesawat dialihkan ke Penang, Malaysia, untuk  pengisian bahan bakar sebelum kemudian terbang lagi ke Thailand atas  paksaan teroris dan penerimaaan pemerintah Thailand untuk mengizinkan  pesawat tersebut mendarat di wilayahnya. Drama pembajakan pesawat Garuda  DC-9 Woyla tersebut berlangsung empat hari di Bandara Don Mueang  Bangkok.
Para teroris mengaku berasal dari kelompok Islam ekstremis bernama  Komando Jihad. Pada saat terjadinya peristiwa ini, pasukan komando  Indonesia belum memiliki pengalaman dalam menangani peristiwa terorisme  pembajakan pesawat.
DC-9 Woyla meninggalkan Malaysia setelah mengisi bahan bakar, menuju ke  Bandara Don Mueang, Thailand. Seorang penumpang wanita lanjut usia  diperbolehkan turun di Malaysia oleh para teroris. Para teroris kemudian  membacakan tuntutan mereka, yaitu agar anggota Komando Jihad yang  ditahan di Indonesia segera dibebaskan, dan uang sejumlah US$ 1,5 juta.  Mereka juga meminta pesawat untuk pembebasan tahanan dan untuk terbang  ke tujuan yang dirahasiakan. Mereka mengancam telah memasang bom di  pesawat Woyla dan tidak segan untuk meledakkan diri bersama pesawat  tersebut.
Foto pesawat garuda indonesia saat di bajak
Foto Asli Pesawat sebelum dibajak
Si biang kerok alias otak pembajakan pesawat (Imran bin Muhammad Zaen)
Operasi pembebasan pesawat DC-9 dikenal dengan sebutan Operasi Woyla  yang dimulai sehari setelah tersiarnya kabar pembajakan tersebut. Pada  pukul 21.00, 29 Maret, 35 anggota Kopassandha meninggalkan Indonesia  dalam sebuah DC-10, mengenakan pakaian sipil. Pemimpin CIA di Thailand  menawarkan pinjaman jaket anti peluru, namun ditolak karena pasukan  Kopassandha Indonesia telah membawa perlengkapan mereka sendiri dari  Jakarta.
Pukul 02.30 tanggal 31 Maret, prajurit bersenjata mendekati pesawat  secara diam-diam. Mereka merencanakan agar Tim Merah dan Tim Biru  memanjat ke sayap pesawat dan menunggu di pintu samping. Semua jendela  pesawat telah ditutup. Tim Hijau akan masuk lewat pintu belakang. Semua  tim akan masuk ketika kode diberikan. Pada pukul 02.43, Tim Thailand  ikut bergerak ke landasan, menunggu di landasan agar tidak ada teroris  yang lolos. Kode untuk masuk diberikan, ketiga tim masuk, dengan Tim  Hijau terlebih dahulu, mereka berpapasan dengan seorang teroris yang  berjaga di pintu belakang.
Teroris tersebut menembak dan mengenai Achmad Kirang, salah seorang  anggota Tim Hijau di bagian bawah perut yang tidak terlindungi. Teroris  tersebut kemudian ditembak dan tewas di tempat. Tim Biru dan Tim Merah  masuk, menembak dua teroris lain, sementara penumpang menunduk. Para  penumpang kemudian disuruh keluar. Seorang teroris dengan granat tangan  tiba-tiba keluar dan mencoba melemparkannya tetapi gagal meledak. Lalu  anggota tim menembak dan melukainya sebelum dia sempat keluar. Teroris  terakhir dinetralisir di luar pesawat. Imran bin Muhammad Zein selamat  dalam peristiwa baku tembak tersebut dan ditangkap oleh Satuan Para  Komando Kopassandha.
Tim medis kemudian datang untuk menyelamatkan pilot pesawat DC-9 Woyla,  Kapten Herman Rante, yang ditembak salah satu teroris dalam serangan  tersebut. Namun Kapten Herman Rante meninggal di Rumah Sakit di Bangkok  beberapa hari setelah kejadian tersebut. Kedua korban peristiwa  terorisme ini kemudian dimakamkan di TMP Kalibata.
Operasi kontra terorisme ini dilakukan oleh Grup-1 Para-Komando dibawah  pimpinan Letnan Kolonel Infanteri Sintong Panjaitan yang kemudian  beserta tim-nya dianugerahi Bintang Sakti dan dinaikkan pangkatnya satu  tingkat, kecuali Achmad Kirang yang gugur di dalam operasi terebut  dinaikkan pangkatnya dua tingkat secara anumerta.
Tambahan dari berbagai sumber:
>> Peristiwa Woyla juga disebut sebagai tindakan terorisme yang  mengatasnamakan Jihad pertama kali di Indonesia serta satu-satunya dan  terakhir untuk kasus pembajakan pesawat Indonesia.
>> peristiwa pembebasan woyla ini bukan hanya operasi militer biasa, melainkan dibantu dgn operasi intelijen.
waktu itu sang jenderal sendiri yg maju sbg intel.
Jenderal LB Moerdhani menyamar sebagai semacam staf catering yg diutus  oleh pemerintah thailand sbg pengantar ransum/makanan bagi para teroris  dan para penumpang yg tersandera di pesawat. (ingat, drama penyanderaan  berlangsung berhari2 sehingga teroris memerlukan bantuan ransum makanan)
Dgn berbekal nyali dan bahasa Thai yg pas2an ditambah bahasa inggris yg  dibuat agak terbata2 sang jenderal mengantarkan ransum makanan ke dalam  pesawat. sang jenderal pun dikabarkan sampai akrab ngobrol dengan para  teeroris, tentu sambil menyamar sebagai warga thailand. para teroris  tidak menyangka bahwa ternyata sang pengantar ransum ternyata seorang  jenderal TNI.
Dengan masuk ke pesawat sang jenderal bisa tahu persis posisi2 dimana  para teroris berdiri/berjaga, dan dimana para sandera berada.
akhirnya setelah semuanya dapat terbaca dengan jelas, dan dengan posisi  masih berada di dalam pesawat, sang jenderal memberikan komando rahasia  kepada anak buahnya yg sudah mengepung pesawat dari luar. sehingga  ketika melakukan pendobrakan, pasukan sudah tahu dengan pasti kemana  arah senapan akan ditembakkan.
demikian, maka sukseslah operasi woyla ini, dengan korban yg minimal.  demikian pula peristiwa ini dapat mengangkat nama jenderal LB Moerdhani  berkat keberanian dan kecerdasannya.
>> Saat itu Kopassandha (saat ini Kopassus) blom punya  persenjataan yang bagus...dan pada saat kejadian inilah LetJend. L.B  Moerdani menggunakan koceknya sendiri untuk membeli perlengkapan tempur  yang langsung dibawa dari Jerman, The Legendary SMG, HK MP5 dan beberapa  jaket anti peluru. Bener2 Jendral yang luar biasa...diluar  kontroversinya...
>> Sewaktu indonesia memutuskan untuk melakukan operasi militer di  thailand, kerajaan thailand sebagai tuan rumah awalnya menolak karena  militer asing beroperasi di wilayah kedaulatan mereka itu melanggar UU  mereka, tapi karena jendral LB moerdani dan jendral yoga sugama ngotot  kabarnya sampe gebrak-gebrakan meja sama jendral thailand akhirnya  thailand mau mengizinkan operasi kopassandha dengan syarat pasukan  thailand ikut serta sebagai pasukan penjaga perimeter bandara dan  militer thailand yg melakukan konprensi pers sehingga militer thailand  kecipratan kesuksesan operasi pemberantasan terorisme.
>> Peristiwa pembajakan woyla menjadikan indonesia sebagai tiga  negara pertama didunia yg mampu membebaskan warga negara dan pesawatnya  yg dibajak di luar negeri:
1. operasi passus sayeret matkal israel @ pembajakan entebbe uganda 1976
2. operasi passus GSG 9 jerman @ pembajakan somalia 1977
3. operasi passus kopassandha indonesia @ pembajakan woyla bangkok 1981
4. Tidak ada lagi sampai detik ini.
Bagi yang Internya cepet silahkan lihat lebih lengkap videonya di  Youtube dengan mengetik "Pembajakan Pesawat Woyla part 1" ada sampai  Part 10 tuh klo admin gak salah..

0 komentar for "Mengenang Kembali Peristiwa Woyla (Pembajakan Pesawat Garuda di Bangkok)"