Conclusion
Dalam sejarah umat manusia, akan diutusnya Yesus (as) ke bumi untuk kali keduanya oleh Allah merupakan sesuatu yang benar-benar diharapkan oleh seluruh umat manusia. Hanya segelintir manusia yang akan menikmati peristiwa ini. Selanjutnya, dia akan menjadi seorang "penolong" yang diberkati yang diutus kepada seluruh umat manusia. Tentu, pada masa terjadinya kerusakan dan ketidakteraturan yang terus-menerus di dunia, semua umat manusia memohon seorang "penolong" dari Allah. Allah memberikan jawaban terhadap permohonan mereka:
Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita, maupun anak-anak yang semuanya berdo'a, "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau!"? (Surat an-Nisaa': 75)
Sebagaimana disebutkan terdahulu, adapun "penolong" yang dimaksud pada masa kini adalah terjadinya penetrasi nilai-nilai Al-Qur'an ke dalam jiwa dan masyarakat kita. Mengenai kedatangannya yang kedua, Yesus (as) akan dengan sepenuh hati mengikuti nilai-nilai mulia yang diturunkan oleh Allah ini dan berusaha keras secara murni untuk menyebarkan nilai-nilai tersebut kepada umat manusia di seluruh dunia.
Pengetahuan tentang hal-hal gaib dan peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang merupakan sesuatu yang hanya diketahui oleh Allah. Akan tetapi, mereka yang mengharapkan masa yang diberkati ini dan orang-orang di masa itu haruslah menjalankan kewajiban-kewajiban yang penting. Seperti halnya Yesus (as) akan melindungi dan membimbing seluruh umat yang beriman, seluruh umat yang beriman itu pun harus sepenuh hati mendukung Yesus (as) dan menolongnya dalam pelayanan yang ditujukan hanya untuk Allah. Dengan kata lain, di masa kini, selama kedatangannya yang kedua, umat beriman seharusnya tidak pernah menyebabkan dia memohon kembali, "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" (Surah Ali Imran: 52) Jika tidak, seseorang akan merasakan penyesalan dan kesengsaraan yang mendalam, baik di dunia maupun di akhirat. Allah dengan jelas mengancam mereka yang tidak mau bersyukur:
Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasu-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain. Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman. (Surat al-Muminuun: 44)
Sebalilknya, mereka yang mengikuti dia, yang memberikan padanya dukungan yang tulus, dan mengadopsi nilai-nilai Ilahiah yang dibawanya, akan mendapatkan apa yang mereka harapkan, yaitu kenikmatan, rahmat dan surga Allah yang abadi. Hal ini merupakan janji yang pasti dan Allah telah memberikan kabar gembira:
(Dan mengutus) seorang rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya, Allah memberikan rezki yang baik kepadanya (Surat at-Thalaaq: 11)
Kita bersyukur kepada Allah Yang Mahakuasa, Yang akan mengangkat derajat hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya pada suatu peristiwa akbar, yaitu kedatangan Yesus (Isa) (as) dan menganugerahkan kepada mereka suatu kesempatan mahapenting untuk mendapatkan kebaikan dalam kehidupan mereka di akhirat kelak.
Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. (Surat ash-Shaaffaat: 181-182)
0 komentar for "Conclusion"